New York (Antara Kalbar) - Harga minyak dunia merosot pada Jumat (Sabtu pagi WIB) dengan pedagang terus mengawasi serangan udara yang dipimpin Arab Saudi terhadap pemberontak Syiah di Yaman.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, turun setelah kenaikan enam hari berturut-turut, jatuh 2,43 dolar AS menjadi 48,87 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei, turun 2,78 dolar AS menjadi menetap di 56,41 dolar AS per barel di Intercontinental Exchange London.
"Pasar minyak bumi mundur karena ketegangan atas serangan udara koalisi yang dipimpin Saudi terhadap posisi-posisi Huthi di Yaman berkurang," kata Tim Evans dari Citi Futures seperti dikutip AFP.
Harga minyak naik tajam pada Rabu dan Kamis dipicu berita meningkatnya kerusuhan di Yaman, karena pemberontak Syiah memperluas kekuasaan yang mereka rebut.
Pada Kamis, koalisi yang dipimpin Saudi membom pemberontak dalam mendukung Presiden Yaman Abedrabbo Mansour Hadi yang diperangi, mendorong WTI ke tingkat tertinggi satu bulan di 52,48 dolar AS dan Brent ke tertinggi 9 Maret di 59,78 dolar AS.
Yaman adalah produsen minyak kecil yang berada di sepanjang Selat Bab al-Mandab, di mana sekitar 3,8 juta barel minyak/hari diangkut melalui selat tersebut.
Negara ini telah dicengkeram oleh kekacauan sejak pemberontak Syiah meluncurkan pengambilalihan kekuasaan di Sanaa pada Februari.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, turun setelah kenaikan enam hari berturut-turut, jatuh 2,43 dolar AS menjadi 48,87 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei, turun 2,78 dolar AS menjadi menetap di 56,41 dolar AS per barel di Intercontinental Exchange London.
"Pasar minyak bumi mundur karena ketegangan atas serangan udara koalisi yang dipimpin Saudi terhadap posisi-posisi Huthi di Yaman berkurang," kata Tim Evans dari Citi Futures seperti dikutip AFP.
Harga minyak naik tajam pada Rabu dan Kamis dipicu berita meningkatnya kerusuhan di Yaman, karena pemberontak Syiah memperluas kekuasaan yang mereka rebut.
Pada Kamis, koalisi yang dipimpin Saudi membom pemberontak dalam mendukung Presiden Yaman Abedrabbo Mansour Hadi yang diperangi, mendorong WTI ke tingkat tertinggi satu bulan di 52,48 dolar AS dan Brent ke tertinggi 9 Maret di 59,78 dolar AS.
Yaman adalah produsen minyak kecil yang berada di sepanjang Selat Bab al-Mandab, di mana sekitar 3,8 juta barel minyak/hari diangkut melalui selat tersebut.
Negara ini telah dicengkeram oleh kekacauan sejak pemberontak Syiah meluncurkan pengambilalihan kekuasaan di Sanaa pada Februari.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015