Washington (Antara Kalbar) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Kamis waktu setempat, berkata kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa kerangka kesepakatan nuklir antara Iran dan negara-negara besar dunia merepresantikan "kemajuan yang signifikan."

Netanyahu mati-matian menentang kesepakatan itu dengan menyebutnya "kekeliruan sejarah" dan "berbahaya."

Gedung Putih mengatakan Obama telah berbicara kepada Netanyahu dari pesawat kepresiden Air Force One untuk merundingkan kerangka kesepakatan yang akan membuat Iran memundurkan program nuklirnya demi dicabutnya sanksi.

"Presiden menekankan bahwa, selain tidak ada yang disepakati sampai semuanya ada, kerangka ini menunjukkan kemajuan signifikan ke arah solusi menyeluruh yang abadi yang memotong semua jalur Iran ke bom (nuklir),"  kata Gedung Putih.

Obama berupaya menegaskan kembali Netanyahu mengenai dukungan AS pada keamanan Israel kendati tidak menyetujui kesepakatan itu.

"Tak ada bantahan ketika menyangkut dukungan kami kepada keamanan Israel dan kekhawatiran kami mengenai kebijakan dan ancaman destabilisasi Iran kepada Israel," kata Obama.

Tapi ucapan Obama itu diperkirakan tidak akan meredakan ketegangan hubungan AS dan Israel.

Kesepakatan nuklir Iran dicapai setelah delapan hari berunding sampai malam, di Lausanne, Swiss. Kini negosiasi ini tinggal menunggu finalisasi yang akan disepakati paling lambat 30 Juni nanti.

Jika Iran tidak memenuhi kesepakatan ini, maka AS dan Israel akan melancarkan aksi militer untuk menghentikan program nuklir Iran, selain Teheran akan terus dikenai sanksi, demikian AFP.

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015