Pontianak (Antara Kalbar) - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan mengungkapkan petani di Kalimantan Barat terancam kehilangan pendapatan sebesar Rp320 miliar pada musim tanam tahun ini karena tidak tersedianya pupuk jenis NPK Pelangi yang diproduksi  PT Pupuk Indonesia..

"Padahal pupuk tersebut sangat dibutuhkan petani saat musim tanam baru dimulai. Kalau tidak, maka produktivitas petani bakal turun, potensi kehilangan pendapatan petani di Kalbar mencapai Rp320 miliar," kata Daniel Johan di Pontianak, Senin.

Asumsinya, produksi petani per hektare turun satu ton, harga gabah di kisaran Rp4 ribu per kilogram. 

Ia melanjutkan, berdasarkan hasil kunjungan ke beberapa daerah di Kalbar, keluhan tersebut sebarannya merata. "Artinya, memang stok NPK Pelangi itu tidak ada," katanya.

Pupuk itu sendiri salah satu fungsinya agar tingkat keasaman di lahan terutama yang gambut, stabil. Berdasarkan keunggulannya itu, maka petani di Kalbar memilih pupuk NPK Pelangi.

 "Sekitar 80 ribu hektare lahan pertanian di Kalbar yang membutuhkan pupuk jenis ini. Setiap hektarenya butuh 200 kilogram, atau secara keseluruhan 16 ribu ton," kata Daniel, anggota DPR RI Partai Kebangkitan Bangsa daerah pemilihan Kalbar ini.

Ia menambahkan, kalau saja tiap petani mengolah satu hektare sawah, maka kondisi itu akan berdampak ke 320 ribu jiwa keluarga petani.

"Dampaknya sangat luar biasa," katanya menegaskan.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar Hazairin mengatakan, pupuk NPK biasanya digunakan di awal tanam padi.

Sementara berdasarkan hasil pengecekan ke distributor pupuk, untuk urea hingga 27 april 2015 tersedia stok sebanyak 4.414,4 ton, SP - 36 1.403 ton, ZA sebanyak 429 ton, NPK Ponska 6.200,65 ton, NPK Pelangi 2,65 ton dan organik 1.786 ton.

Untuk pupuk NPK Pelangi, yang terserap hingga Maret lalu sebanyak 9 ribu ton atau sekitar 25 persen dari kuota 35 ribu ton.

***3***

T011

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015