Putussibau (Antara Kalbar) - Masyarakat Empangau, Kecamatan Bunut Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu, berharap adanya operator selular yang mau membangun jaringan telekomunikasi sehingga memudahkan mereka menerima maupun menyampaikan informasi.
    "Jadi jangan heran, kalau warga kami disini jika mau berhubungan dengan keluarga yang jauh, masih ada yang kirim surat," kata Jumani, (42), warga Desa Empangau Hilir.
    Jumani mengatakan, dengan sulitnya akses komunikasi tersebut membuat daerah mereka masih terisolir dan tertinggal. Padahal, kata dia, penduduk di Desa Empangau mencapai ribuan jiwa. Bahkan Desa Empangau dimekarkan menjadi dua desa, Empangau Hilir dan Hulu.
    "Makanya kalau ada perusahaan yang ingin membangun tower disini, kami akan sangat senang membantunya. Sarana telekomunikasi ini sangat penting bagi masyarakat. Seperti menanyakan kabar anak-anak kami yang sekolah jauh," ungkapnya.
    Mirisnya, kata Jumani, ketika akan berkomunikasi dengan sanak saudara yang berada jauh, masyarakat harus memanjat pohon.
    "Karena kalau tempat tinggi ada sinyal, disini hanya ada pohon. Karena tidak ada bukit dekat daerah kami," ujarnya
    Sebelumnya pihak swasta pernah menawarkan kepada masyarakat setempat agar dibangun sebuah menara milik salah satu provider. Sayangnya usaha tersebut ditolak masyarakat, lantaran pihak swasta itu meminta tanah tempat pembangunan menara seluler itu tanpa ganti rugi, alias gratis. Seperti yang diungkapkan Ali.
    "Jadi warga nolak waktu itu, habisnya daerah lain jika bangun tower mereka bayar tanahnya, kok kami tidak?," kata Ali setengah bertanya.
    Kendati demikian, kata Ali, masyarakat Empangau sangat mengharapkan daerah mereka segera dbangun tower.
    "Kami berharap, dalam hal ini pemerintah bisa campur tangan mengurus masalah jaringan Hp ditempat kami. Karena masyarakat disini sudah lama merindukan adanya tower itu," tutup Ali
   Keluhan masyarakat sulitnya melakukan komunikasi karena tidak adanya jaringan dibenarkan Kepala Desa Empangau Hilir Abdul Majid. Pria yang biasa disapa Majid ini mengakui, ketika ingin berkomunikasi dengan anak-anak di kota, warganya harus memanjat pohon untuk mendapatkan signal telekomunikasi. "Sulit untuk cari sinyal Telkomsel sama IM3 disini," kata Majid.

Pewarta: Andre

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015