Sukadana (Antara Kalbar) - Kepala Kantor Search and Rescue Pontianak Slamet Riyadi mengimbau Pemerintah Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, untuk mempertimbangkan kembali pelaksanaan Festival Karimata pada akhir Mei 2015, mengingat adanya cuaca ekstrem di perairan Karimata.
"Pelaksanaan `event` besar yang rencananya dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Kayong Utara dengan Dinas Pariwisata sebagai koordinator kegiatan, sebagian besar dilaksanakan di Perairan Karimata. Sementara beberapa hari terakhir sering terjadi gelombang tinggi dan cuaca ekstrem," katanya dihubungi di Pontianak, Jumat.
Ia mengatakan, telah menyarankan kepada Pemkab Kayong Utara agar sebelum melaksanakan festival tersebut, berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mengenai bagaimana kondisi terkini cuaca, angin dan kemungkinan lainnya di wilayah Perairan Karimata.
Apalagi belum lama ini BMKG mengeluarkan peringatan mengenai adanya kemungkinan cuaca ekstrim di Perairan Karimata, tempat dilaksanakannya festival tersebut.
Kepala SAR Pontianak mengatakan, pihaknya sangat mendukung dengan dilaksanakan kegiatan tersebut, bahkan pihaknya akan memberikan dukungan penuh untuk kegiatan yang dilaksanakan dari 23 - 28 Mei dan telah ditentukan lokasi-lokasi yang akan disinggahi dalam acara itu.
Namun demikian, dengan banyakya peserta serta tingginya gelombang diharapkan Pemerintah Kabupaten Kayong Utara dapat mempertimbangkan faktor keselamatan para pengunjung festival.
"Keselamatan adalah kunci utama," kata dia lagi.
Menurut dia, sebelumnya juga sempat melakukan survei bersama Dinas Pariwisata setempat, dengan menggunakan kapal RIB di Ketapang dan memang ombak cukup besar dan itu cukup untuk menjadi pertimbangan.
Sementara dari informasi dari BMKG pada 11 Mei, dari Citra Satelit terlihat adanya badai tropis Dolphin 985 HPA di Samudera Pasifik di bagian timur Filipina.
Dari adanya badai tersebut, akan berdampak atas wilayah perairan Indonesia di utara Khatulistiwa umumnya bertiup dari arah utara sampai tenggara, dan di selatan khatulistiwa bertiup dari arah timur laut sampai sampai berat dengan kecepatan angin berkisar antara 3 sampai 24 knot.
Kondisi tersebut menjadi peluang tumbuhnya awan dan hujan disertai badai guntur dapat terjadi di Perairan Meulaboh, Perairan Sumatera Barat, Selatan Malaka, Perairan Kepulauan Riau, Selat Karimata, Perairan Tanjung Redep dan sekitarnya.
"Jika masih memungkinkan, kami menyarankan pemerintah Kabupaten Kayong Utara menunda pelaksanaan acara tersebut dan tetap berkoordinasi dengan BMKG sehingga dalam pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan lancar," katanya menegaskan.
Ia juga menyampaikan, koordinasi juga perlu dilakukan dengan pihak TNI Angkatan Laut, Polisi Perairan dan pihak terkait lainnya untuk kelancaran even tersebut.
Sementara sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Kayong Utara, memastikan Festival Karimata bakal digelar pada 24-28 Mei 2015.
(Dul Wibowo/N005/B015)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Pelaksanaan `event` besar yang rencananya dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Kayong Utara dengan Dinas Pariwisata sebagai koordinator kegiatan, sebagian besar dilaksanakan di Perairan Karimata. Sementara beberapa hari terakhir sering terjadi gelombang tinggi dan cuaca ekstrem," katanya dihubungi di Pontianak, Jumat.
Ia mengatakan, telah menyarankan kepada Pemkab Kayong Utara agar sebelum melaksanakan festival tersebut, berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mengenai bagaimana kondisi terkini cuaca, angin dan kemungkinan lainnya di wilayah Perairan Karimata.
Apalagi belum lama ini BMKG mengeluarkan peringatan mengenai adanya kemungkinan cuaca ekstrim di Perairan Karimata, tempat dilaksanakannya festival tersebut.
Kepala SAR Pontianak mengatakan, pihaknya sangat mendukung dengan dilaksanakan kegiatan tersebut, bahkan pihaknya akan memberikan dukungan penuh untuk kegiatan yang dilaksanakan dari 23 - 28 Mei dan telah ditentukan lokasi-lokasi yang akan disinggahi dalam acara itu.
Namun demikian, dengan banyakya peserta serta tingginya gelombang diharapkan Pemerintah Kabupaten Kayong Utara dapat mempertimbangkan faktor keselamatan para pengunjung festival.
"Keselamatan adalah kunci utama," kata dia lagi.
Menurut dia, sebelumnya juga sempat melakukan survei bersama Dinas Pariwisata setempat, dengan menggunakan kapal RIB di Ketapang dan memang ombak cukup besar dan itu cukup untuk menjadi pertimbangan.
Sementara dari informasi dari BMKG pada 11 Mei, dari Citra Satelit terlihat adanya badai tropis Dolphin 985 HPA di Samudera Pasifik di bagian timur Filipina.
Dari adanya badai tersebut, akan berdampak atas wilayah perairan Indonesia di utara Khatulistiwa umumnya bertiup dari arah utara sampai tenggara, dan di selatan khatulistiwa bertiup dari arah timur laut sampai sampai berat dengan kecepatan angin berkisar antara 3 sampai 24 knot.
Kondisi tersebut menjadi peluang tumbuhnya awan dan hujan disertai badai guntur dapat terjadi di Perairan Meulaboh, Perairan Sumatera Barat, Selatan Malaka, Perairan Kepulauan Riau, Selat Karimata, Perairan Tanjung Redep dan sekitarnya.
"Jika masih memungkinkan, kami menyarankan pemerintah Kabupaten Kayong Utara menunda pelaksanaan acara tersebut dan tetap berkoordinasi dengan BMKG sehingga dalam pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan lancar," katanya menegaskan.
Ia juga menyampaikan, koordinasi juga perlu dilakukan dengan pihak TNI Angkatan Laut, Polisi Perairan dan pihak terkait lainnya untuk kelancaran even tersebut.
Sementara sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Kayong Utara, memastikan Festival Karimata bakal digelar pada 24-28 Mei 2015.
(Dul Wibowo/N005/B015)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015