Sukadana (Antara Kalbar) - Pemerintah Kabupaten Kayong Utara mengundurkan Festival Karimata yang semula dijadwalkan 23 Mei karena cuaca ekstrem yang akhir-akhir ini melanda Selat Karimata sebagai lokasi acara.
Bupati Kayong Utara Hildi Hamid lebih memilih keselamatan dan kelancaran pelaksanaan acara menjadi fokus utama daripada melaksanakan kegiatan yang berpotensi munculnya resiko.
"Kita mempertimbangkan saran dari Basarnas dan terutama BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.red) yang merilis kewaspadaan angin dan ombak di Perairan Selat Karimata," kata Hildi Hamid.
Dari informasi Badan Meteorologi Kilamatologi dan Geofisika, pada 11 Mei 2015 bahwa dari citra satelit terlihat adanya badai tropis Dolphin 985 HPA di Samudera Pasifik di bagian timur Philipina.
Adanya badai tersebut, akan berdampak di wilayah perairan Indonesia dimana di utara Katulistiwa umumnya angin bertiup dari arah utara sampai tenggara dan di selatan khatulistiwa bertiup dari arah timur laut sampai barat dengan kecepatan angin berkisar antara 3 sampai 24 knot.
Kondisi tersebut menjadi peluang tumbuhnya awan dan hujan disertai badai guntur dapat terjadi di Perairan Meulaboh, Perairan Sumatera Barat, Selatan Malaka, Perairan Kepulauan Riau, Selat Karimata, Perairan Tanjung Redep dan sekitarnya.
Dalam rilis tersebut, adanya perubahan arah angin dan munculnya awan hujan membuat adanya potensi cuaca ekstrem di lokasi yang rencananya dijadikan tempat pelaksanaan festival yakni di Kecamatan Kepulauan Karimata.
Beberapa lokasi yang dijadikan pusat kegiatan Festival Karimata memang berada di lokasi yang saat ini mendapat peringatan dari Basarnas dan BMKG, sehingga pertimbangan mendalam untuk penundaan harus dilakukan oleh Pemkab Kayong Utara.
"Penundaan festival bukan berarti pembatalan dan akan dilaksanakan pada Oktober nanti," imbuhnya.
Pemilihan bulan tersebut selain diperkirakan periaran sudah relatif tenang, juga pertimbangan pada September 2015 mendatang akan ada kegiatan serupa yakni Sail Tomini, dan usai acara tersebut Kayong Utara akan kembali bersiap menggelar gawai yang tertunda pada Mei ini.
Selain itu, pada Oktober mendatang juga ada kunjungan puluhan kapal yacht yang juga melintasi tempat acara Festifal Karimata, dan akan menjadikan atraksi tersendiri antar kedua kegiatan tersebut.
Lokasi yang sekiranya akan dijadikan tempat tujuan kegiatan seperti Pelapis, Padang dan puncak acara yang dipusatkan di Betok Jaya dengan Pulau Buluh sebagi lokasi festival makanan laut dengan 23 menu masakan dan 15 menu kudapan khas laut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
Bupati Kayong Utara Hildi Hamid lebih memilih keselamatan dan kelancaran pelaksanaan acara menjadi fokus utama daripada melaksanakan kegiatan yang berpotensi munculnya resiko.
"Kita mempertimbangkan saran dari Basarnas dan terutama BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.red) yang merilis kewaspadaan angin dan ombak di Perairan Selat Karimata," kata Hildi Hamid.
Dari informasi Badan Meteorologi Kilamatologi dan Geofisika, pada 11 Mei 2015 bahwa dari citra satelit terlihat adanya badai tropis Dolphin 985 HPA di Samudera Pasifik di bagian timur Philipina.
Adanya badai tersebut, akan berdampak di wilayah perairan Indonesia dimana di utara Katulistiwa umumnya angin bertiup dari arah utara sampai tenggara dan di selatan khatulistiwa bertiup dari arah timur laut sampai barat dengan kecepatan angin berkisar antara 3 sampai 24 knot.
Kondisi tersebut menjadi peluang tumbuhnya awan dan hujan disertai badai guntur dapat terjadi di Perairan Meulaboh, Perairan Sumatera Barat, Selatan Malaka, Perairan Kepulauan Riau, Selat Karimata, Perairan Tanjung Redep dan sekitarnya.
Dalam rilis tersebut, adanya perubahan arah angin dan munculnya awan hujan membuat adanya potensi cuaca ekstrem di lokasi yang rencananya dijadikan tempat pelaksanaan festival yakni di Kecamatan Kepulauan Karimata.
Beberapa lokasi yang dijadikan pusat kegiatan Festival Karimata memang berada di lokasi yang saat ini mendapat peringatan dari Basarnas dan BMKG, sehingga pertimbangan mendalam untuk penundaan harus dilakukan oleh Pemkab Kayong Utara.
"Penundaan festival bukan berarti pembatalan dan akan dilaksanakan pada Oktober nanti," imbuhnya.
Pemilihan bulan tersebut selain diperkirakan periaran sudah relatif tenang, juga pertimbangan pada September 2015 mendatang akan ada kegiatan serupa yakni Sail Tomini, dan usai acara tersebut Kayong Utara akan kembali bersiap menggelar gawai yang tertunda pada Mei ini.
Selain itu, pada Oktober mendatang juga ada kunjungan puluhan kapal yacht yang juga melintasi tempat acara Festifal Karimata, dan akan menjadikan atraksi tersendiri antar kedua kegiatan tersebut.
Lokasi yang sekiranya akan dijadikan tempat tujuan kegiatan seperti Pelapis, Padang dan puncak acara yang dipusatkan di Betok Jaya dengan Pulau Buluh sebagi lokasi festival makanan laut dengan 23 menu masakan dan 15 menu kudapan khas laut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015