Putussibau (Antara Kalbar) - Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu kesulitan membangun infrastruktur darat dari Nanga Boyan menuju Nanga Bunut yang dimulai sejak 2008 karena kondisi alam setempat.
    
Menurut Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Kapuas Hulu, Ana Mariana, kesulitan yang dialami karena kondisi geografis menuju Nanga Bunut melewati daerah danau dengan struktur tanah gambut.
      
Saat ini, ruas jalan tersebut baru bisa digunakan pejalan kaki dan sepeda motor.
      
"Cuma kondisi alam, karena tanah gambut, sering kebanjiran dan materialnya sulit di daerah itu. Kami dari PU masih cari teknologi apa yang bagus disana," kata Ana Mariana.
      
Ditambahkan Ana, jika harus menggunakan cerucuk, maka memerlukan anggaran besar sementara kemampuan Pemkab Kapuas Hulu masih terbatas.
      
"Karena anggaran terbatas. Kalau mau pakai tanah, material tidak ada. Itu yang menjadi kesulitan kita," kata dia.
     
Tahun ini Bina Marga Kapuas Hulu menganggarakan sebesar Rp14 miliar untuk melanjutkan pembangunan tersebut secara bertahap. "Tahun lalu dianggarkan sebesar Rp20 miliar, cuma karena waktu itu putus kontrak," bebernya.
      
Dikatakan Ana, pihaknya akan mencari formulasi tepat untuk menangani ruas jalan Boyan-Bunut.

Pewarta: Andre

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015