Semarang (Antara Kalbar) - PT Semen Indonesia (Persero), Kamis, memacu promosi mitra binaannya melalui pameran pada event Inovasi UMKM Koperasi dan PKBL Expo 2015 di Java Mall Semarang dengan mengirimkan empat UKM mitra binaan dari Kabupaten Rembang.
Kadept CSR PT Semen Indonesia Wahjudi Heru mengatakan, Semen Indonesia menyadari bahwa hambatan yang terbesar dari para mitra binaan saat ini adalah dibidang pemasaran, terutama produk-produk baru dari mitra binaan. Saat ini media promosi mereka masih mengandalkan promosi mulut ke mulut. Keterbatasan promosi inilah yang membuat produk UKM hanya jago kandang.
"Kami berharap dengan dilakukannya pada pameran –pameran seperti ini kedepannya bisa dikenal masyarakat luas," katanya.
JikaUKM yang dimiliki Semen Indonesia tersebut kinerjanya baik dan setiap tahunnya menambah satu orang tenaga kerja saja, maka dalam satu tahun UKM binaan Semen Indonesia yang jumlahnya mencapai 14.332 bisa membuka lapangan pekerjaan baru bagi 14.332 orang.
Ini tentunya jumlah yang cukup banyak sehingga kami terus mendorong pemerintah untuk terus memberikan dukungan kepada UKM-UKM yang ada guna meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan menggerakkan perekonomian nasional," jelas Wahjudi Heru.
Oleh karena itu UKM tidak boleh dipandang sebelah mata. Kehadiran UKM sering kali menjadi sabuk pengaman (safety belt) bagi perekonomian nasional dalam hal pengurangan pengangguran dan pengentasan kemiskinan.
Wahjudi Heru menambahkan, Semen Indonesia terus melakukan penguatan kapasitas UKM mitra binaannya. Perseroan mempunyai sekitar 14.332 mitrabinaan, mereka bergerak dibidang usaha mulai dari perdagangan, kuliner, agribisnis, industri kreatif, hingga berbagai sektor industri kecil lainnya. Mitra binaan tersebut tersebar di berbagai daerah, terutama di basis usaha perseroan, yaitu di Gresik,Tuban, JawaTimur dan Rembang.
Selain memberi pinjaman lunak, Semen Indonesia juga memberi pendampingan, pelatihan, hingga perluasan akses pasar melalui fasilitas promosi dan pameran bagi para UKM. "Kami berpandangan bahwa layanan modal harus dipadukan dengan layanan penunjang lain seperti pendampingan, pelatihan, dan perluasan akses pasa rsehingga daya saing UKM bisa terbangun di tengah semakin ketatnya kompetisi di dunia bisnis," tutur Wahjudi Heru.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
Kadept CSR PT Semen Indonesia Wahjudi Heru mengatakan, Semen Indonesia menyadari bahwa hambatan yang terbesar dari para mitra binaan saat ini adalah dibidang pemasaran, terutama produk-produk baru dari mitra binaan. Saat ini media promosi mereka masih mengandalkan promosi mulut ke mulut. Keterbatasan promosi inilah yang membuat produk UKM hanya jago kandang.
"Kami berharap dengan dilakukannya pada pameran –pameran seperti ini kedepannya bisa dikenal masyarakat luas," katanya.
JikaUKM yang dimiliki Semen Indonesia tersebut kinerjanya baik dan setiap tahunnya menambah satu orang tenaga kerja saja, maka dalam satu tahun UKM binaan Semen Indonesia yang jumlahnya mencapai 14.332 bisa membuka lapangan pekerjaan baru bagi 14.332 orang.
Ini tentunya jumlah yang cukup banyak sehingga kami terus mendorong pemerintah untuk terus memberikan dukungan kepada UKM-UKM yang ada guna meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan menggerakkan perekonomian nasional," jelas Wahjudi Heru.
Oleh karena itu UKM tidak boleh dipandang sebelah mata. Kehadiran UKM sering kali menjadi sabuk pengaman (safety belt) bagi perekonomian nasional dalam hal pengurangan pengangguran dan pengentasan kemiskinan.
Wahjudi Heru menambahkan, Semen Indonesia terus melakukan penguatan kapasitas UKM mitra binaannya. Perseroan mempunyai sekitar 14.332 mitrabinaan, mereka bergerak dibidang usaha mulai dari perdagangan, kuliner, agribisnis, industri kreatif, hingga berbagai sektor industri kecil lainnya. Mitra binaan tersebut tersebar di berbagai daerah, terutama di basis usaha perseroan, yaitu di Gresik,Tuban, JawaTimur dan Rembang.
Selain memberi pinjaman lunak, Semen Indonesia juga memberi pendampingan, pelatihan, hingga perluasan akses pasar melalui fasilitas promosi dan pameran bagi para UKM. "Kami berpandangan bahwa layanan modal harus dipadukan dengan layanan penunjang lain seperti pendampingan, pelatihan, dan perluasan akses pasa rsehingga daya saing UKM bisa terbangun di tengah semakin ketatnya kompetisi di dunia bisnis," tutur Wahjudi Heru.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015