Sekadau (Antara Kalbar) - Dinas Perindagkop dan UKM bersama Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan, serta Dinas Kesehatan, Satpol PP Kabupaten Sekadau dan pihak kepolisian mengambil langkah cepat dengan mendatangi sejumlah swalayan, gudang beras dan agen beras di kota Sekadau, Rabu (27/5).
Tujuannya terkait isu beredarnya beras bercampur bahan sintetis sehingga membuat masyarakat luas khawatir.
"Inspeksi mendadak tersebut merupakan langkah antisipasi untuk mengetahui apakah di Sekadau terdapat peredaran beras sintetis atau tidak. Dari hasil sidak di beberapa tempat yang kami kunjungi, tidak ditemukan beras sintetis. Untuk sementara kami dapat simpulkan di Sekadau masih aman dari beras sintetis. Ini atas pesan pak Bupati juga, beliau meminta segera sidak supaya masyarakat tenang," ungkap Kepala Dinas Perindagkop dan UKM Kabupaten Sekadau, Isdianto, di sela inspeksi.
Tim gabungan mulai dari swalayan Bintang Timur, kemudian menuju gudang toko Fajar, swalayan Bintang Mitra, Toko Surya dan Toko Mitra, serta gudang di depan SMAN 1 Sekadau.
Di masing-masing tempat, petugas mengambil sampel beras dari berbagai merk. Sampel ini kemudian diuji dengan cara dicelupkan ke dalam gelas yang berisi air. Metode ini merupakan cara sederhana untuk mengetahui apakah beras tersebut mengandung plastik atau tidak.
"Meski demikian, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan teliti saat berbelanja, terutama membeli beras. Teliti itu perlu, atau diteliti dulu sebelum membeli," imbau Isdianto.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sekadau, Sabas mengatakan, metode pengujian dengan mencelupkan beras ke dalam air cukup efektif untuk mengetahui secara awal apakah beras terkandung bahan berbahaya atau tidak. Kalau beras plastik otomatis akan mengapung di air. Tapi sampel-sampel yang diambil tadi tenggelam semua.
"Supaya lebih jelas, kita menyarankan masyarakat untuk membeli beras kampung atau langsung dari petani. Karena, beras dari petani dipastikan asli dan bebas dari zat berbahaya. Kalau mau aman beli dari petani langsung, pasti aman. Bukan berarti melarang membeli beras kemasan, ini sekedar saran saja," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
Tujuannya terkait isu beredarnya beras bercampur bahan sintetis sehingga membuat masyarakat luas khawatir.
"Inspeksi mendadak tersebut merupakan langkah antisipasi untuk mengetahui apakah di Sekadau terdapat peredaran beras sintetis atau tidak. Dari hasil sidak di beberapa tempat yang kami kunjungi, tidak ditemukan beras sintetis. Untuk sementara kami dapat simpulkan di Sekadau masih aman dari beras sintetis. Ini atas pesan pak Bupati juga, beliau meminta segera sidak supaya masyarakat tenang," ungkap Kepala Dinas Perindagkop dan UKM Kabupaten Sekadau, Isdianto, di sela inspeksi.
Tim gabungan mulai dari swalayan Bintang Timur, kemudian menuju gudang toko Fajar, swalayan Bintang Mitra, Toko Surya dan Toko Mitra, serta gudang di depan SMAN 1 Sekadau.
Di masing-masing tempat, petugas mengambil sampel beras dari berbagai merk. Sampel ini kemudian diuji dengan cara dicelupkan ke dalam gelas yang berisi air. Metode ini merupakan cara sederhana untuk mengetahui apakah beras tersebut mengandung plastik atau tidak.
"Meski demikian, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan teliti saat berbelanja, terutama membeli beras. Teliti itu perlu, atau diteliti dulu sebelum membeli," imbau Isdianto.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sekadau, Sabas mengatakan, metode pengujian dengan mencelupkan beras ke dalam air cukup efektif untuk mengetahui secara awal apakah beras terkandung bahan berbahaya atau tidak. Kalau beras plastik otomatis akan mengapung di air. Tapi sampel-sampel yang diambil tadi tenggelam semua.
"Supaya lebih jelas, kita menyarankan masyarakat untuk membeli beras kampung atau langsung dari petani. Karena, beras dari petani dipastikan asli dan bebas dari zat berbahaya. Kalau mau aman beli dari petani langsung, pasti aman. Bukan berarti melarang membeli beras kemasan, ini sekedar saran saja," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015