Nanga Pinoh (Antara Kalbar) - Isu soal beras merek "Anak Raja" mengandung plastik dibantah keras perwakilan manajemen perusahaan beras Anak Raja Semarang, Jawa Tengah, Yohanes Winarto.

Ia pun meminta masyarakat tidak khawatir untuk mengkonsumsi beras tersebut karena sudah diolah sesuai dengan standar kesehatan.

"Beras anak raja aman untuk dikonsumsi, apalagi beras inikan sudah diproduksi sejak tahun 1970-an, kalau misalnya mengandung bahan plastik jelas sudah banyak warga yang meninggal sejak dulu,"  kata Winarto di Melawi, Kamis.

Pernyataan Winarto ini sekaligus untuk mengklarifikasi pemberitaan serta isu yang beredar di Melawi, berkaitan dengan adanya dugaan beredarnya beras yang mengandung plastik bermerek anak raja.

"Apalagi Kapolri juga sudah menegaskan tidak ada beras plastik di Indonesia ini, termasuk di dunia," jelasnya.

Winarto menuturkan, beras anak raja yang beredar di masyarakat adalah beras yang didapat dari para petani di pulau jawa, pengolahannya pun dilaksanakan sesuai dengan standar kesehatan.

"Kita ini tidak pernah membuat beras, kita hanya mengumpulkan beras dari para petani di Jawa, kemudian kita pilih yang bagus-bagus baru di kemas. Bahkan saat proses penjemuran juga dilakukan secara manual tidak pakai mesin," katanya.

Maka dari itu, Winarto keberatan atas pernyataan Yanti warga Desa Sido Mulyo yang mengatakan beras anak raja yang dikonsumsinya mengandung plastik, apalagi pernyataan Yanti tidak didukung dengan uji laboratorium.

"Untuk menentukan beras itu mengandung bahan plastik harusnya kan melalui uji lab. Sedangkan hasil uji lab yang dilakukan BPPOM tidak ada satupun beras di Indonesia yang mengandung plastik," katanya.

Beras anak raja sendiri dua hari terakhir menghilang di sejumlah toko dan swalayan. Berdasarkan informasi dari para pedagang, beras merek tertentu memang banyak dikembalikan ke agen atau distributor.

Sebelumnya, Bupati Melawi, Firman Muntaco juga mengatakan soal keberadaan beras sintetis masih sebatas dugaan yang berasal dari merek Anak Raja yang kemungkinan dioplos. Apalagi laporan tersebut juga masih sepihak dan mesti menunggu hasil lab.

"Kalau dari laporan korban seorang ibu yang tinggal di Sidomulyo itu, sepertinya adalah beras plastik. Barang buktinya berupa lontong itu juga kita pegang dan bentuknya memang seperti bubur. Hanya yang jadi pertimbangan kita bahwa beras Anak Raja ini juga dikonsumsi oleh orang yang memberikan beras tersebut kepada ibu yang menemukannya dan tidak ada masalah saat masak," paparnya.

Firman pun berkata, bisa saja beras tersebut tercampur dengan beras lain saat pembuatan lontong tersebut. Sehingga yang dilakukan saat ini menguji sampel beras yang telah diambil untuk melihat benar tidaknya beras tersebut mengandung bahan plastik.

"Saya juga tidak ingin mematikan distribusi beras ini. Sehingga kita harus hati-hati. Ini baru ada dugaan beras plastik. Langkah awal kita harus kita cek semua," katanya.

(Ekos/N005)

Pewarta: Eko S

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015