Sambas, Kalbar (Antara Kalbar) - Festival Pesisir Paloh (Fespa) 2015 mulai digelar di Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, dalam rangka mempromosikan wisata bahari dan upaya pelestarian penyu jenis sisik dan hijau.
    "Hari ini kami secara resmi membuka acara Fespa 2015 dengan melibatkan berbagai instansi Pemerintah Kabupaten Sambas, dan Provinsi Kalbar serta berbagai elemen masyarakat Paloh," kata Ketua Panitia Festival Pesisir Paloh 2015, Dwi Suprapti di Paloh, Jumat.
    Ia menjelaskan, pelestarian penyu di Paloh juga melibatkan anak-anak yang menjadi peserta duta penyu se-Kabupaten Sambas.
    "Rangkaian Fespa 2015 juga kami gelar dengan pemilihan duta penyu yang pesertanya dari siswa dan siswi SMA, pameran fotografi tentang penyu, kemudian pelepasan tukik dan lobster, dengan menumbuhkan kepedulian masyarakat untuk bersama-sama melestarikan penyu dan mempromosikan wisata bahari di Pantai Temajuk yang terkenal keindahan," ungkap Dwi.
    Para wisatawan juga disuguhkan menyaksikan proses penyu bertelur di sepanjang Pantai Temaju, yang dimulai pukul 21.00 WIB hingga selesai.
    Dwi menambahkan, pesta rakyat berupa Fespa digelar bersamaan dengan musim penyu bertelur di sepanjang Pantai Temajuk sekitar 63 kilometer atau pantai tempat penyu bertelur terpanjang di Indonesia, diharapkan menjadi event yang bisa menarik wisatawan lokal atau mancanegara ke Sambas.
    Fespa digelar guna mempromosikan potensi pesisir Paloh sebagai salah satu destinasi wisata di Indonesia, khususnya Kalimantan Barat.
    Sejak tahun 2011 telah diinisiasi kegiatan Fespa sebagai bentuk promosi wisata pesisir, pelestarian tradisi dan budaya lokal serta upaya penyadaran atau pengetahuan masyarakat akan potensi yang dimiliki sehingga timbul rasa bangga dan berupaya melestarikannya.
    "Dulu masyarakat Paloh menggelar pesta dalam bentuk `Festival Lempar Telur Penyu` yang dilaksanakan pada setiap musim puncak peneluran yang merupakan pesta rakyat untuk mensyukuri atas telur penyu yang melimpah," ungkapnya.
    Festival lempar telur penyu sudah tidak lagi dilaksanakan selama hampir 10 tahun, karena populasinya yang menurun dan tidak sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di Indonesia.
    Masyarakat lokal merindukan kembali kegiatan festival serupa sebagai bentuk pesta rakyat dan ajang pertemuan masyarakat pesisir, sehingga digelarlah Fespa tersebut.
    "Kami berharap dengan diselenggarakannya Fespa atau pesta rakyat yang positif, maka memunculkan rasa bangga atas potensi yang dimiliki, serta sebagai bentuk pelestarian budaya pesisir dan promosi ekowisata guna meningkatkan perekonomian lokal," ujarnya.

Pewarta: Andilala

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015