Sanggau (Antara Kalbar) - Seorang lelaki berperawakan kecil terus memasukan beberapa batang tebu, yang telah dibelah terlebih dahulu ke dalam mesin gilas sambil terus menghitungnya agar tak berlebihan sehingga hasil perasan tak tersisa banyak.
Matahari kurang seperempat diatas kepala, ketika Zulkarnain (47) sudah bergulat dengan ratusan batang tebu dan sebuah gerobak yang diparkir di depan bangunan indoor, di ruas Jalan Komyos Sudarso, Kota Sanggau.
Meski cuaca menyengat, pria asal Pontianak yang sudah menetap di Kota Sanggau sejak puluhan tahun lalu ini tetap dalam kondisi berpuasa.
Sebelum digilas untuk mendapatkan airnya, batang-batang tebu ini sudah dibersihkan kulitnya kemudian disusun melintang di dalam gerobak. Selain menjual air tebu, namun Zulkarnain juga menjual air tebu yang sudah dicampur dengan es.
"Alhamdulillah setiap hari habis. Kita kadang-kadang tak mampu melayani, karena waktu berbuka sudah tiba. Ada juga yang memesan khusus untuk acara tertentu misalnya buka puasa bersama," ujar Zulkarnain.
Kendati air tebu tidak hanya dijualnya pada saat bulan Ramadhan, namun ia merasakan berkah Ramadhan. Pasalnya, omsetnya naik berkali lipat. Contohnya dalam tiga hari, dia bisa menghabiskan 1 ton bahan baku batang tebu. Jika pada hari biasa bisa beromset Rp400 ribu, saat Ramadhan ini rata-rata Rp1,5 juta hingga Rp1,7 juta.
Untuk sekantong air tebu dijual Rp5000, sedangkan jika dicampur es dijual Rp4000.
Air tebu adalah minuman yang menyegarkan yang disukai hampir semua orang, minuman ini cocok di konsumsi sebagai pelepas dahaga, terlebih lagi pada saat cuaca sedang terik. Namun, tak semua penjual es tebu bernasib mujur. Menurut Zulkarnain, kawan-kawannya yang lain sudah banyak yang banting stir dan menjual peralatannya. "Mutu dan kebersihan mesti kita jaga Bang. Kalau tak salah saya sudah ada 16 orang kawan-kawan di Kota Sanggau ini tak betah berjualan dan akhirnya nyari kerjaan lain," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
Matahari kurang seperempat diatas kepala, ketika Zulkarnain (47) sudah bergulat dengan ratusan batang tebu dan sebuah gerobak yang diparkir di depan bangunan indoor, di ruas Jalan Komyos Sudarso, Kota Sanggau.
Meski cuaca menyengat, pria asal Pontianak yang sudah menetap di Kota Sanggau sejak puluhan tahun lalu ini tetap dalam kondisi berpuasa.
Sebelum digilas untuk mendapatkan airnya, batang-batang tebu ini sudah dibersihkan kulitnya kemudian disusun melintang di dalam gerobak. Selain menjual air tebu, namun Zulkarnain juga menjual air tebu yang sudah dicampur dengan es.
"Alhamdulillah setiap hari habis. Kita kadang-kadang tak mampu melayani, karena waktu berbuka sudah tiba. Ada juga yang memesan khusus untuk acara tertentu misalnya buka puasa bersama," ujar Zulkarnain.
Kendati air tebu tidak hanya dijualnya pada saat bulan Ramadhan, namun ia merasakan berkah Ramadhan. Pasalnya, omsetnya naik berkali lipat. Contohnya dalam tiga hari, dia bisa menghabiskan 1 ton bahan baku batang tebu. Jika pada hari biasa bisa beromset Rp400 ribu, saat Ramadhan ini rata-rata Rp1,5 juta hingga Rp1,7 juta.
Untuk sekantong air tebu dijual Rp5000, sedangkan jika dicampur es dijual Rp4000.
Air tebu adalah minuman yang menyegarkan yang disukai hampir semua orang, minuman ini cocok di konsumsi sebagai pelepas dahaga, terlebih lagi pada saat cuaca sedang terik. Namun, tak semua penjual es tebu bernasib mujur. Menurut Zulkarnain, kawan-kawannya yang lain sudah banyak yang banting stir dan menjual peralatannya. "Mutu dan kebersihan mesti kita jaga Bang. Kalau tak salah saya sudah ada 16 orang kawan-kawan di Kota Sanggau ini tak betah berjualan dan akhirnya nyari kerjaan lain," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015