Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Pemprov Kalbar) menyalurkan bantuan bagi masyarakat yang terdampak banjir di Desa Sosok, Kecamatan Tayan Hulu, Kabupaten Sanggau, akibat luapan Sungai Sekayu dan Sungai Tayan yang merendam perumahan warga serta menghambat jalur transportasi utama selama lebih dari tiga hari.
"Pemprov Kalbar berkomitmen membantu masyarakat terdampak banjir. Kami telah menyiapkan bantuan logistik berupa makanan, pakaian, kasur, dan selimut untuk meringankan beban warga. Kami juga akan terus memantau situasi di lapangan agar kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi," kata Pj Gubernur Kalbar Harisson saat meninjau korban banjir di Desa Sosok, Sabtu.
Bantuan yang disalurkan oleh Pemprov Kalbar terdiri dari 300 paket makanan anak, 50 paket pakaian anak, 200 paket sandang anak, 100 paket sandang dewasa, 75 kasur, 100 selimut, serta 40 paket sembako yang mencakup 5 kg beras, 1 kg gula, 1 liter minyak goreng, dan 22 bungkus mi instan.
Selain itu, sebanyak 4.443,6 kg beras juga diserahkan untuk memenuhi kebutuhan pangan warga terdampak. Harisson juga menegaskan bahwa Pemprov Kalbar berupaya untuk menangani banjir ini dengan solusi jangka panjang.
"Kami berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Balai Wilayah Sungai Kalimantan (BWSK) 1 untuk mencari solusi jangka panjang. Masalah banjir ini harus ditangani secara komprehensif dengan kajian mendalam agar tidak terulang di masa mendatang," tuturnya.
Banjir yang melanda Desa Sosok disebabkan oleh curah hujan yang tinggi pada 16 Oktober 2024, sehingga sungai di wilayah tersebut meluap dan merendam beberapa dusun.
Banjir tidak hanya merendam pemukiman warga, tetapi juga jalan poros utama sepanjang 1,5 km dengan ketinggian air sekitar 1 meter, yang menghambat akses transportasi dari Sanggau ke Pontianak serta dari Sekadau menuju Sintang, Melawi, dan Kapuas Hulu.
Di sisi lain, Kepala Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan - Balai Wilayah Sungai Kalimantan 1 menyampaikan pentingnya kajian menyeluruh mengenai penyebab banjir sebelum mengambil langkah penanganan fisik. Pendangkalan sungai dan alih fungsi lahan untuk perkebunan sawit disebut sebagai salah satu faktor utama penyebab banjir.
“Kami telah mengusulkan untuk membuat master plan penanganan banjir di wilayah Sungai Kapuas, dari hulu hingga hilir. Kami berharap kajian ini segera disetujui oleh pemerintah pusat, sehingga penanganan banjir dapat dilakukan dengan lebih terstruktur," katanya.
Masyarakat yang terdampak banjir mengapresiasi kehadiran pemerintah dan bantuan yang diberikan. Muasdi, seorang sopir truk yang terjebak banjir selama dua hari, mengaku sangat terbantu dengan perhatian yang diberikan Pemprov Kalbar.
"Kami mengalami kemacetan di jalur ini akibat banjir, dan itu sangat merugikan kami yang sedang bekerja. Kami berharap dengan adanya perhatian dari pemerintah, masalah banjir di wilayah ini bisa segera teratasi," ungkapnya.
Pemprov Kalbar bersama instansi terkait akan terus berkoordinasi untuk menangani dampak banjir di Desa Sosok dan wilayah lainnya di Kalimantan Barat, dengan harapan agar masyarakat dapat segera pulih dari bencana ini dan aktivitas di wilayah terdampak kembali normal.*