Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Barat, Alexius Akim mengatakan nilai kejujuran dalam pelaksanaan Ujian Nasional yang dilaksanakan dari tingkat SD hingga SMA pada tahun ini, masih sangat rendah.
"Saat ini kita baru melakukan evaluasi internal untuk hasil Ujian Nasional baik tingkat SD, hingga SMA sederajat, sehingga secara Nasional, kita belum bisa memberikan informasi. Berdasarkan hasil pelaksanaan Ujian Nasional untuk tingkat SD hingga SMA sederajat, kita melihat masih rendahnya tingkat kejujuran baik dari peserta, maupun sekolah selama pelaksanaannya," kata Akim di Pontianak, Jumat.
Padahal, menurutnya, yang paling penting dalam pendidikan itu adalah integritas kejujuran. Namun, sayangnya, dari evaluasi itu masih ada ketidak jujuran.
Dia mencontohkan, ada lembar jawaban siswa namun isi dan kesalahannya sama. Selain itu, dari pelaksanaan ujian nasional tahun ini, pihaknya juga melihat belum ada keseriusan dari pihak pengawas ujian.
Karena, katanya, berdasarkan hasil pantauan yang dilakukan oleh tim pengawasan ujian nasional, masih ditemukan banyaknya pengawas yang sibuk bermain HP atau keluar dari kelas, meski Ujian Nasional sedang berlangsung.
"Untuk itu, kita harus memahami tujuan utama dari sekolah, apakah hanya untuk mengejar nilai yang tinggi, atau untuk mengejar tujuan utama dari pendidikan itu. Namun, alangkah baiknya jika semua pihak bisa mengedepankan kedua aspek tersebut," tuturnya.
Dia menjelaskan, tujuan utama dari pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul dalam diri seseorang untuk berlomba-lomba dan memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
"Pendidikan merupakan salah satu syarat untuk lebih memajukan pemerintah ini, maka usahakan pendidikan mulai dari tingkat SD sampai pendidikan di tingkat Universitas," katanya.
Pada intinya, lanjut Akim, pendidikan itu bertujuan untuk membentuk karakter seseorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
"Akan tetapi disini pendidikan hanya menekankan pada intelektual saja, dengan bukti bahwa adanya UN sebagai tolak ukur keberhasilan pendidikan tanpa melihat proses pembentukan karakter dan budi pekerti anak," kata Akim.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Saat ini kita baru melakukan evaluasi internal untuk hasil Ujian Nasional baik tingkat SD, hingga SMA sederajat, sehingga secara Nasional, kita belum bisa memberikan informasi. Berdasarkan hasil pelaksanaan Ujian Nasional untuk tingkat SD hingga SMA sederajat, kita melihat masih rendahnya tingkat kejujuran baik dari peserta, maupun sekolah selama pelaksanaannya," kata Akim di Pontianak, Jumat.
Padahal, menurutnya, yang paling penting dalam pendidikan itu adalah integritas kejujuran. Namun, sayangnya, dari evaluasi itu masih ada ketidak jujuran.
Dia mencontohkan, ada lembar jawaban siswa namun isi dan kesalahannya sama. Selain itu, dari pelaksanaan ujian nasional tahun ini, pihaknya juga melihat belum ada keseriusan dari pihak pengawas ujian.
Karena, katanya, berdasarkan hasil pantauan yang dilakukan oleh tim pengawasan ujian nasional, masih ditemukan banyaknya pengawas yang sibuk bermain HP atau keluar dari kelas, meski Ujian Nasional sedang berlangsung.
"Untuk itu, kita harus memahami tujuan utama dari sekolah, apakah hanya untuk mengejar nilai yang tinggi, atau untuk mengejar tujuan utama dari pendidikan itu. Namun, alangkah baiknya jika semua pihak bisa mengedepankan kedua aspek tersebut," tuturnya.
Dia menjelaskan, tujuan utama dari pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul dalam diri seseorang untuk berlomba-lomba dan memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
"Pendidikan merupakan salah satu syarat untuk lebih memajukan pemerintah ini, maka usahakan pendidikan mulai dari tingkat SD sampai pendidikan di tingkat Universitas," katanya.
Pada intinya, lanjut Akim, pendidikan itu bertujuan untuk membentuk karakter seseorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
"Akan tetapi disini pendidikan hanya menekankan pada intelektual saja, dengan bukti bahwa adanya UN sebagai tolak ukur keberhasilan pendidikan tanpa melihat proses pembentukan karakter dan budi pekerti anak," kata Akim.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015