Sekadau ( Antara Kalbar ) - Satu lagi pelajar asal Sekadau yang meraih prestasi membanggakan, Caroline. Pelajar SMAN 1 Sekadau ini adalah salah satu anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang akan bertugas mengibarkan bendera merah-putih di Istana Negara, 17 Agustus mendatang.

"Tahapan seleksi dimulai sejak 6 juni kemarin," ujar Caroline, Kamis.

Dia menceritakan, jika menjadi anggota Paskibraka adalah impiannya.

"Ini adalah prestasi tertinggi yang saya raih sejauh ini. Saya seperti tak percaya jika terpilih sebagai salah satu dari ribuan pelajar yang dipercaya mengibarkan bendera di hadapan presiden. Sulit, untuk mencapai prestasi ini dan kita harus melalui beberapa tahapan seleksi untuk bisa lolos ke tingkat nasional.

Adapun tahapan seleksi yang diikutinya, pertama, lolos seleksi di sekolah. Kemudian seleksi tingkat kabupaten, hingga provinsi dan perwakilan masing-masing daerah. "Dan semua itu diputuskan Setelah melewati sidang panitia penentuan akhir (Pantuhir) yang cukup ketat, akhirnya saya bersama 61 peserta lainnya dinyatakan lolos menjadi anggota Paskibraka Nasional," ujar pelajar kelas XI SMAN I Sekadau Hilir itu.

Kala itu, Ketua tim seleksi Paskibraka nasional Kolonel Inf. Kasim Genawi mengumumkan peserta yang lolos di aula Rumah Sakit Olahraga Nasional (RSON) Cibubur Jakarta, 11 Juni lalu.

"Kami yang lolos disuruh ke aula rumah sakit, dan Pak Kasim bilang kalian yang duduk di depan saya ini telah lolos untuk mengikuti pengibaran.  Perasaan jelas kalau waktu itu merasa campur aduk tapi sekaligus bangga bisa lolos mewakili daerah yang dicintainya," katanya lagi.  

Dia mengatakan, orang pertama yang diberitahu waktu itu, adalah mamanya. "Dan saya pun bertekad untuk tampil sempurna pada upacara pengibaran bendera pusaka nanti," ungkap bungsu dari tiga bersaudara ini.

Dia mengatakan, proses seleksi Paskibraka sangat ketat. Selain baris-berbaris, juga ada tes psikologi.

"Jadi psikologi kami juga diuji, itu semua saya rasa agar tugas mulia yang akan ia emban sukses nantinya, dan saya juga mengharapkan dukungan dan doa dari banyak pihak. Meski sudah dinyatakan lolos, tapi ujian sebenarnya adalah pada saat menjalankan tugas kelak," katanya.

Ini kan baru tahu kita lolos ke tingkat nasional, nah setelah itu nanti kan kita akan dikarantina, dididik, oleh karena itu saya minta do’a nya kepada semuanya agar saya bisa menjalani ini semua dengan baik," harapnya.

Sementara itu, Erasma, ibu Caroline sangat mengharapkan anaknya bisa menampilkan yang terbaik pada saat pelaksanaan upacara di Istana Merdeka. Sebagai ibu, dirinya selalu mendukung anaknya dalam berbagai hal. Bahkan ia sangat bangga ketika menerima telepon dari Caroline saat dinyatakan lolos seleksi.

"Waktu ditelepon sama Caroline dan ngasih tahu dia lolos, perasaan saya langsung campur aduk, senang puji Tuhan sangat bersyukur bisa lolos. Saya terus memanjatkan doa saat itu, karena saat ditelepon saya juga sedang misa," kisah Erasma.

Walaupun prestasi yang diraih Caroline patut dibanggakan, namun Erasma tetap berpesan agar putrinya itu tidak cepat puas, apalagi sombong.

"Kita itu harus selalu rendah hari, walaupuan apa yang diraih jangan pernah sombong dan selalu tetap bersyukur," kata Erasma.  (Gansi/N005)

Pewarta: Gansi

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015