Putussibau (Antara Kalbar) - Sekitar enam hektare lahan di jalan lintas selatan (gerbang kalis) Kota Putussibau terbakar yang diduga sengaja dilakukan oleh oknum tak bertanggungjawab.
    "Hampir setiap tahun terbakar. Terbakar yang terjadi ini sudah lima hari. Awal-awal tidak parah, tapi sekarang sudah mendekati pondok kebun nenas kita," ujar Mino, warga Putussibau, pengelola kebun nenas milik Jawa Indah ditemui di lokasi, Rabu.
    Menurut Mino, untung saja sebagian kebun nenas yang dikelolanya itu sudah melewati masa panen. "Kalau kebun karet punya warga lain juga habis dibelakang," tambahnya.
    Mino juga mengakui, jika ada pemadaman di lahan kebun nenas dan sekitarnya, Selasa malam. Pemadaman tersebut dari Pemda Kapuas Hulu, melalui Satuan Polisi Pamong Praja. "Saya tidak datang pas pemadaman semalam. Dari Satpol PP Kapuas Hulu," kata Mino. "Karena memang api sudah mulai mendekati pondok kebun saya ini," imbuhnya.
    Pri asli Trans Sintang ini berharap, bantuan pemadaman dari pemerintah terus dilakukan mengingat kondisi api sudah menjalar jauh kedalam hutan. "Saya sudah habis jutaan untuk bayar orang padamkan api sekitar kebun nenas. Kalau tidak habis, ini pun sudah banyak yang terbakar," terangnya.
    Mino mengaku sulit memadam api di lahannya, karena struktur tanah gambut. Sehingga api merambat terus jika tidak dipadamkan dengan tepat. "Saya caranya di cangkul, sambil disiram," jelas Mino
    Dihubungi terpisah, Abdurani, Danru Damkar Satpol PP Kapuas Hulu mengatakan, pemadaman dilakukan pihaknya atas laporan masyarakat. Sehingga, Selasa sekitar jam 9 malam mereka bergerak cepat menuju lokasi. "Kita bawa Damkar di Pol PP dua unit dan satu mobil. Personil sekitar 30 orang," kata Abdurani.
    Abdurani mengakui, terbatasnya sumber air dilokasi membuat jajaran Pol PP kesulitan melakukan pemadaman serta terbatasnya pipa pemadam. "Sulit menjangkau, selang pendek, sumber air kita ambil dari sungai Bika. Slang sudah 9 sambung, masing-masing 25 meter," papar Rani.
    Ditambahkannya, pemadaman difokuskan di sekitar pondok kebun dan pemukiman warga. Namun karena keterbatasan prasarana pemadam, Satpol PP belum bisa menuntaskan pemadaman. Apalagi titik api yang berada jauh kedalam. "Api itu merambat dari bara yang hidup di kayu, kemudian ditiup angin melayang. Sehingga menyebar ke lain," ungkapnya.
    Diakui Rani, pihaknya sementara waktu masih menunggu koordinasi antar pihak terkait. "Karena mobil ditempatkan di tempat kita siaga 24 jam. Kalau ada darurat mudah kita turun. Namun bukan berarti pihak lain lepas tangan terhadap mobil Damkar itu," katanya.  
    Untuk itu Rani berharap dalam waktu dekat ada tindakan cepat semua instansi terkait. Sehingga kebakaran yang terjadi saat ini tidak meluas. "Kita minta kerjasama semua instansi terkait di Kapuas Hulu ini," pungkasnya.

Pewarta: Andre

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015