Pontianak (Antara Kalbar) - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalimantan Barat, akan memaksimalkan sosialisasi penggunaan pupuk Trichoderma kepada masyarakat sebagai upaya menurunkan kasus pembakaran lahan untuk pertanian.
"Kita akan memaksimalkan sosialisasi penggunaan pupuk trichoderma kepada para petani, agar masyarakat tidak lagi membakar lahan ketika akan membuka lahan pertanian baru," kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalbar, Hazairin di Pontianak, Minggu.
Dia menjelaskan, untuk membiasakan para petani menggunakan Trichoderma diakuinya bukan perkara yang mudah. Karena untuk itu diperlukan pelatihan bagi para petani.
"Permasalahannya sekarang adalah tenaga pelatih kita masih sangat minim, sehingga untuk melakukan sosialisasi sekaligus pelatihan ini memerlukan waktu dan selama ini kita lakukan secara bertahap," katanya.
Namun ia mengatakan akan terus mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar, karena itu jelas bertentangan dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan.
"Terkait hal itu, metode pembukaan lahan tanpa bakar ini, akan kita kembangkan ke seluruh Kalbar. Pelaksanaan pembukaan lahan tanpa bakar untuk pengembangan usaha perkebunan dan ladang, disesuaikan dengan kondisi vegetasi yang akan dibuka," katanya.
Hazairin mengatakan, penggunaan Trichoderma di Kalimantan Barat sudah disosialisasikan sejak 2010. Namun, kegunaannya lebih pada pemupukan, dimana pupuk Trichoderma sebagai pupuk alternatif pada tanaman padi, menjadi solusi untuk meningkatkan produksi padi Kalimantan Barat.
"Selain meningkatkan produksi padi, Trichoderma juga dapat memperbaiki struktur tanah, memperbaiki daya ikat tanah dan daya ikat air, meningkatkan ketersediaan unsur hara, mengurangi ancaman kekeringan, memperbaiki drainase dan tata udara mikro tanah, mengikat besi, membantu proses pelapukan bahan mineral, mengurangi pembakaran lahan, dan ramah lingkungan," tuturnya.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Kita akan memaksimalkan sosialisasi penggunaan pupuk trichoderma kepada para petani, agar masyarakat tidak lagi membakar lahan ketika akan membuka lahan pertanian baru," kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalbar, Hazairin di Pontianak, Minggu.
Dia menjelaskan, untuk membiasakan para petani menggunakan Trichoderma diakuinya bukan perkara yang mudah. Karena untuk itu diperlukan pelatihan bagi para petani.
"Permasalahannya sekarang adalah tenaga pelatih kita masih sangat minim, sehingga untuk melakukan sosialisasi sekaligus pelatihan ini memerlukan waktu dan selama ini kita lakukan secara bertahap," katanya.
Namun ia mengatakan akan terus mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar, karena itu jelas bertentangan dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan.
"Terkait hal itu, metode pembukaan lahan tanpa bakar ini, akan kita kembangkan ke seluruh Kalbar. Pelaksanaan pembukaan lahan tanpa bakar untuk pengembangan usaha perkebunan dan ladang, disesuaikan dengan kondisi vegetasi yang akan dibuka," katanya.
Hazairin mengatakan, penggunaan Trichoderma di Kalimantan Barat sudah disosialisasikan sejak 2010. Namun, kegunaannya lebih pada pemupukan, dimana pupuk Trichoderma sebagai pupuk alternatif pada tanaman padi, menjadi solusi untuk meningkatkan produksi padi Kalimantan Barat.
"Selain meningkatkan produksi padi, Trichoderma juga dapat memperbaiki struktur tanah, memperbaiki daya ikat tanah dan daya ikat air, meningkatkan ketersediaan unsur hara, mengurangi ancaman kekeringan, memperbaiki drainase dan tata udara mikro tanah, mengikat besi, membantu proses pelapukan bahan mineral, mengurangi pembakaran lahan, dan ramah lingkungan," tuturnya.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015