Pontianak (ANTARA) - Penjabat Gubernur Kalimantan Barat Harisson menyatakan pihaknya berkomitmen mendukung ketahanan pangan nasional dengan mengoptimalkan potensi lahan pertanian yang dimiliki, mengingat provinsi ini memiliki potensi luar biasa besar untuk mengembangkan bidang pertanian.
"Kemarin kita sudah membahas langkah strategis optimalisasi lahan dan pencetakan sawah rakyat bersama Menteri Pertanian, bapak Andi Amran Sulaiman. Dan kita juga sudah melakukan peninjauan lapangan di Desa Singaraja, Kecamatan Semparuk, Kabupaten Sambas, untuk melihat progres cetak sawah rakyat," kata Penjabat (Pj) Gubernur Kalbar Harisson di Pontianak, Jumat.
Menurutnya, Kalimantan Barat memiliki potensi luar biasa untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Program optimalisasi lahan dan cetak sawah ini adalah bagian dari upaya menjadikan Indonesia mandiri dan berdaulat di bidang pangan.
Ia menyebutkan, pada tahun 2024, Kalbar telah melaksanakan program optimalisasi lahan rawa seluas 39.153 hektare di 12 kabupaten/kota. Hingga 19 November 2024, progres realisasi fisik program ini mencapai 88,30 persen dan ditargetkan selesai sebelum akhir tahun.
"Program ini memberikan dampak nyata pada perluasan areal tanam. Bahkan, Kalimantan Barat menduduki peringkat kedua nasional dengan capaian 112.396 hektare atau 105,67 persen dari target yang ditetapkan Kementerian Pertanian," tuturnya.
Dalam kunjungan ke Kalbar, kata Harison, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberikan apresiasi atas pencapaian tersebut dan optimistis bahwa Kalbar mampu menjadi pusat produksi pangan nasional sekaligus eksportir pangan.
Kalbar juga dinilai memiliki potensi besar karena telah mengoptimalkan 240 ribu hektare lahan yang bisa ditanami tiga kali dalam setahun, serta tambahan 300 ribu hektare untuk padi gogo.
"Kalbar memiliki semua syarat untuk menjadi lumbung pangan nasional. Jika target ini tercapai, surplus pangan yang dihasilkan dapat diekspor ke negara tetangga seperti Malaysia," kata Harisson.