Pontianak (Antara Kalbar) - Provinsi Banten memiliki Tanjung Lesung sebagai salah satu pemain utama industri pariwisatanya. Dengan garis pantai memanjang hingga 15 kilometer, Tanjung Lesung selalu memanjakan wisatawan dengan beragam aktivitas bermain air di alam tersebut. Pantainya rata-rata menghadap ke barat sehingga sangat sempurna sebagai spot menikmati matahari tenggelam.
   
Tanjung Lesung juga menambahkan daya tarik wisatanya dengan kemegahan Gunung Anak Krakatau. Ada pula taman konservasi satwa langka badak bercula satu yang populer dengan nama Ujung Kulon. Para wisatawan juga dapat mengenali kebudayaan suku Baduy dengan berbaur bersama penduduk setempat selama berwisata di Tanjung Lesung.
   
Jarak Tanjung Lesung sekitar 180 kilometer dari sebelah barat Jakarta. Untuk mencapainya dari ibukota, kita bisa melalui Tol Tangerang-Merak, lalu pilih jalur via Serang atau via Cilegon.
   
Kabar gembiranya, PT Banten West Java Tourism Development Corporation selaku pengembang kawasan wisata ini berencana menghadirkan bandara di Tanjung Lesung. Landasan pesawat kecil sepanjang 1,2 kilometer ini akan resmi beroperasi pada akhir tahun 2015.
   
Sejauh ini, Susi Air dan Garuda Indonesia adalah dua maskapai utama yang diajak bekerja sama untuk membuka rute ke bandara Tanjung Lesung. Hal tersebut menandakan bahwa bermodalkan tiket pesawat nantinya kita bisa mengunjungi Tanjung Lesung melalui Jakarta ataupun secara langsung dengan pesawat pariwisata berkapasitas 24 orang.
   
Tanjung Lesung merupakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang diresmikan oleh presiden melalui Peraturan Pemerintah nomor 26 Tahun 2012. Hal ini membuka jalur mudah bagi para investor untuk menanamkan investasi di Tanjung Lesung sebagai insiasi kawasan ini sebagai destinasi wisata internasional.
   
Ditetapkan sebagai kawasan pariwisata terpadu sejak tahun 1991, Tanjung Lesung memang belum sepopuler Pulau Bali. Namun okupansi hotelnya di akhir pekan dan kala libur nasional adalah 100%. Guna meningkatkan daya saing Tanjung Lesung secara global inilah pemerintah dan pengembang merencanakan pembangunan marina (kawasan wisata pelabuhan laut) yang digadang-gadang sebagai yang terbesar di Asia Tenggara.
   
Marina ini akan menempati lahan seluas nyaris 100 hektar dari total 1.500 hektar kawasan Tanjung Lesung. Rencana pembangunan dilakukan mulai pertengahan 2015 dan ditargetkan selesai dalam kurun 3 tahun.
   
Pembangunan tahap awal akan mendirikan 100 unit cottage berkapasitas masing-masing 4-8 kamar, dari rencana total 12.000 unit kamar hotel yang dibutuhkan. Kebutuhan ini berdasarkan target pemerintah mendatangkan 1 juta wisatawan per tahun ke Tanjung Lesung. Dari angka tersebut, 530 unit hotel di antaranya akan dibuat dalam konsep bed and breakfast.
   
Kehadiran akomodasi ini ditujukan untuk menarik minat wisatawan mancanegara, utamanya Jepang, Korea, dan Eropa. Sementara itu, ceruk potensial lain yang ingin dimanfaatkan oleh pengembang adalah wisatawan usia senja yang menginginkan suasana pensiun yang indah, tidak macet, tidak banjir, serta bisa leluasa berlayar.
   
Nantinya kawasan marina Tanjung Lesung ini akan diramaikan oleh hotel, kondominium, duty free, restoran, vila pribadi, institut penelitian kelautan, hingga pulau kecil buatan yang akan diisi vila. Kawasan wisata pelabuhan laut ini akan dibagi dalam empat zona, yaitu Yatch Activity, Marina District Center, Marina Water, dan Cruise Marina District.
   
Dermaga (jetty) jelas disediakan dengan kapasitas 20 unit berth tempat sandar kapal tipe yatch. Dermaga ini nantinya akan disewakan kepada para pemilik yatch, sekaligus sebagai dermaga pribadi si penyewa.
   
Tak sekadar menghadirkan marina dengan fasilitas bombastis, Marina Tanjung Lesung juga akan menyempurnakan pesona globalnya dengan rencana pengadaan kompetisi berlayar internasional di Tanjung Lesung.
   
Apakah Anda berminat untuk menikmati marina terbesar se Asia tenggara ini? Saat bandar udara Tanjung Lesung dibuka, pastikan anda mendapatkan tiket Garuda Indonesia melalui Traveloka.com dan jadilah penikmat liburan ke Tanjung Lesung melalui perjalanan udara yang pertama.


Pewarta:

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015