Sekadau (Antara Kalbar) - Tiga orang anak berpakaian seragam sekolah dasar tampak berjalan perlahan saat melintasi sebuah jembatan kayu yang menghubungkan Desa Peniti-Dusun Semaong.
    Seorang diantara mereka menyeret sepedanya. Ia sengaja tak mengayuh sepeda kesayangannya saat lewat di jembatan itu karena kondisinya sudah mulai mengkhawatirkan.
    Jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses keluar dari Dusun Semaong. Beberapa bagian jembatan yang terbuat dari kayu olahan sudah mulai membusuk, dan bahkan sebagian sudah patah.
   "Jembatan tersebut sudah tidak layak lagi dijadikan sarana infrastruktur sebab kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan. Kami sudah khawatir kalau sewaktu-waktu jembatan ini ambruk. Karena ini akses satu-satunya untuk kami keluar-masuk kampung,” ucap Lapok warga Dusun Semaong.
    Untuk mengantisipasi agar jembatan tersebut tak ambruk, warga setempat melakukan upaya seadanya dengan mengikat bagian yang hampir patah dengan tali. Hanya itu yang dapat dilakukan untuk sementara ini. Yang paling parah, tiang jembatan pun sebagian sudah mulai patah. Jika tak segera diperbaiki atau diganti, dikhawatirkan jembatan ini akan ambruk sewaktu-waktu.
    "Apalagi, setiap harinya para pelajar asal Semaong mengandalkan jembatan tersebut untuk pergi menuju sekolah masing-masing. Anak-anak sekolah umumnya bepergian bersama-sama menuju sekolah. Dengan kondisinya saat ini, warga khawatir jembatan tersebut tak sanggup menopang beban berat. Kalau dibiarkan terus nanti bisa ambruk dan membahayakan keselamatan masyarakat. Kami warga Semaong menggantungkan harapan kepada para wakil rakyat dan pemerintah daerah agar memperjuangkan pembangunan atau rehabilitasi jembatan menuju Semaong. Kami mohon diperhatikan lah karena ini merupakan akses satu-satunya untuk kami,” pungkasnya.

Pewarta: Arkadius Gansi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015