Survei dari lembaga Indo Survey dan Strategy (ISS) pada putaran politik menjelang pelaksanaan Pilkada serentak di Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat, pasangan Rupinus - Aloysius masih di posisi tertinggi.
" Jika dilihat dari peta dukungan pasangan Rupinus - Aloysius di posisi tertinggi. Hal ini terlihat dari berbagai simulasi, misalnya saja elektabilitas paslon Bupati dan Wakil Bupati secara head to head Rupinus - Aloysius mencapai 50,19 persen dan Aron - Subandrio mencapai 22,14 persen, " kata Direktur Strategi Indo Survey dan Strategy (ISS), Karyono Wibowo di Sekadau, Kalbar, Kamis.
Disampaikan Karyono, pengambilan data survei dilakukan pada periode 25 hingga 29 Juli 2020. Survei menggunakan metode multi stage random sampling dengan jumlah responden sebanyak 440 orang, sedangkan margin of error sebesar 4,77 persen.
Menurut dia jika pilkada dilaksanakan sekarang, dukungan terhadap Rupinus sebesar 31,65 persen, Aron sebesar 6,59 persen, dan Abdul Hamid sebesar 1,87 persen.
Diketahui, belakangan ini pasangan yang maju lewat jalur independen Abdul Hamid - Yovinus telah mengundurkan diri dalam kontestasi Pilkada tersebut.
Sehingga dikatakan Karyono, untuk swing voters masih 50-an persen, untuk itu penentu kemenangan dalam pilkada adalah swing voters.
" Jadi, siapapun kandidat pasangan calon yang bisa merebut swing voters itulah pemenangnya," ucap Karyono.
Dijelaskan Karyono, apabila di lihat dari probabilitas kemenangan yang tertinggi per Juli 2020 adalah pasangan Rupinus - Aloysius disusul Aron - Subandrio.
Ia pun mengingatkan, bahwa masih ada 59,89 persen swing voters. Di sinilah 'area abu-abu', kandidat manapun harus bertarung. Jadi, kandidat mana yang paling banyak merebut swing voters dialah pemenangnya.
Sementara itu, Direktur Riset ISS, Setia Darma mengatakan, dari survei tersebut yang perlu diantisipasi adalah menurunnya tingkat partisipasi pemilih karena pandemi COVID - 19.
Kondisi tersebut menurutnya, membuat warga enggan berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal dan berkerumun, apalagi pelaksanaan kampanye dirancang sedemikian rupa sehingga efektif dan mengindahkan kaidah - kaidah sesuai protokol kesehatan.
Oleh karena itu, kata Darma, penyelenggara dalam hal ini KPU Sekadau harus mampu menjamin terselenggaranya pemungutan suara dan desain TPS dengan berpedoman pada protokol kesehatan COVID-19.
" Potensi menggunakan politik transaksional cenderung meningkat di tengah kesulitan ekonomi akibat pandemi COVID - 19. Inilah yang perlu dicegah agar tidak mencederai demokrasi," pungkasnya.