Moskow (Antara Kalbar) - Kongsi pabrikan otomotif Amerika Serikat Ford di Rusia, Ford Sollers, meresmikan pabrik mesin dengan investasi senilai 275 juta dolar AS pada Kamis (3/9) waktu setempat, yang diproyeksikan mengurangi ketergantungan mobil-mobil Ford keluaran setempat terhadap komponen impor dan fluktuasi nilai tukar.
Ford bertekad untuk bisa mencapai 60 persen biaya produksi mobil yang bakal diproduksi sekaligus dipasarkan di Rusia di dalam negeri pada 2020, sehingga bisa memperoleh insentif untuk bea masuk komponen impor.
Pabrik baru itu terletak di Tatarstan dengan kapasitas produksi 105.000 unit mesin per tahun, dengan kemungkinan perluasan hingga 200.000, demikian menurut keterangan resmi Ford Sollers.
Sedikitnya 30 persen mobil-mobil Ford buatan Rusia, termasuk FIesta, Focus dan EcoSport, bakal disemati mesin buatan lokal, kata perusahaan itu tanpa menyebutkan tenggat waktu target, mengingat sampai saat ini mereka belum pernah memproduksi mesin di Rusia.
"Target utama kami lewat strategi lokalisasi jangka panjang adalah meluncurkan produski mesin dengan level kandungan lokal yang signifikan ... Kami sepenuhnya berkomitmen atas strategi yang menjadi kunci bisnis kami di kondisi desawa ini," kata Chief Operating Officer Ford Sollers Adil Shirinov.
Setelah mengalami pertumbuhan ekonomi di atas 10 persen dalam beberapa tahun terakhir, pasar otomotif Rusia goyah pada 2014 akibat perlambatan ekonomi serta pelemahan nilai tukar rubel, akibat anjloknya harga minyak dunia serta embargo dari Negara-Negara Barat terhadap Moskow terkait krisis Ukraina.
Pasar otomotif Rusia diperkirakan bakal turun 36 persen tahun ini ke angka 1,55 juta unit, seturut Asosiasi Bisnis Eropa (AEB) yang bermarkas di Moskow, yang juga menyebutkan penurunan penjualan 35 persen pada semester I 2015 dibandingkan periode serupa tahun sebelumnya.
Sementara penjualan Ford di Rusia sendiri anjlok 52 persen pada semester I 2015, meski meluncurkan empat model baru di sana.
Pabrikan-pabrikan yang lini produknya menyasar kelas menengah serta sangat bergantung pada komponen impor, merupakan pihak yang paling terpukul atas anjloknya pasar otomotif Rusia.
General Motors misalnya, pada Maret lalu mengumumkan bakal menutup pabrik mereka di Sankt Petersburg dan menurunkan penetrasi merek Opel mereka di pasar otomotif Rusia, lantaran tak berhasrat mengucurkan investasi berarti di pasar yang tengah goyah, demikian Reuters.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
Ford bertekad untuk bisa mencapai 60 persen biaya produksi mobil yang bakal diproduksi sekaligus dipasarkan di Rusia di dalam negeri pada 2020, sehingga bisa memperoleh insentif untuk bea masuk komponen impor.
Pabrik baru itu terletak di Tatarstan dengan kapasitas produksi 105.000 unit mesin per tahun, dengan kemungkinan perluasan hingga 200.000, demikian menurut keterangan resmi Ford Sollers.
Sedikitnya 30 persen mobil-mobil Ford buatan Rusia, termasuk FIesta, Focus dan EcoSport, bakal disemati mesin buatan lokal, kata perusahaan itu tanpa menyebutkan tenggat waktu target, mengingat sampai saat ini mereka belum pernah memproduksi mesin di Rusia.
"Target utama kami lewat strategi lokalisasi jangka panjang adalah meluncurkan produski mesin dengan level kandungan lokal yang signifikan ... Kami sepenuhnya berkomitmen atas strategi yang menjadi kunci bisnis kami di kondisi desawa ini," kata Chief Operating Officer Ford Sollers Adil Shirinov.
Setelah mengalami pertumbuhan ekonomi di atas 10 persen dalam beberapa tahun terakhir, pasar otomotif Rusia goyah pada 2014 akibat perlambatan ekonomi serta pelemahan nilai tukar rubel, akibat anjloknya harga minyak dunia serta embargo dari Negara-Negara Barat terhadap Moskow terkait krisis Ukraina.
Pasar otomotif Rusia diperkirakan bakal turun 36 persen tahun ini ke angka 1,55 juta unit, seturut Asosiasi Bisnis Eropa (AEB) yang bermarkas di Moskow, yang juga menyebutkan penurunan penjualan 35 persen pada semester I 2015 dibandingkan periode serupa tahun sebelumnya.
Sementara penjualan Ford di Rusia sendiri anjlok 52 persen pada semester I 2015, meski meluncurkan empat model baru di sana.
Pabrikan-pabrikan yang lini produknya menyasar kelas menengah serta sangat bergantung pada komponen impor, merupakan pihak yang paling terpukul atas anjloknya pasar otomotif Rusia.
General Motors misalnya, pada Maret lalu mengumumkan bakal menutup pabrik mereka di Sankt Petersburg dan menurunkan penetrasi merek Opel mereka di pasar otomotif Rusia, lantaran tak berhasrat mengucurkan investasi berarti di pasar yang tengah goyah, demikian Reuters.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015