Putussibau (Antara Kalbar) - Jarak pandang di Bandar Udara Pangsuma Putussibau yang berkurang karena kabut asap kerap membuat maskapai memutuskan untuk menunda atau bahkan membatalkan penerbangan.
    Menurut Kasi Tehnik Operasi, Keamanan dan Gawat Darurat Bandara Pangsuma, Saprudin mengatakan akibat visibility kurang dari tiga kilometer, maskapai Garuda Indonesia memutuskan belum ingin melakukan penerbangan.
  “Kalau ketinggian awan belum 300 feet dan jarak pandang belum diatas 5 kilometer, Garuda belum mau terbang,” kata Saprudin di Bandara Pangsuma. Ia menambahkan, sudah mendapat pemberitahuan dari manajemen Garuda Indonesia atas belum beroperasinya penerbangan perusahaan plat merah itu
  “Garuda nggak terbang memang alasannya cuaca. Dari tanggal 1-3 September tak terbang. Kemudian ada surat kedua tanggal 4-6 September juga tidak terbang karena alasan cuaca,” ucapnya
  Menurutnya, kebijakan Garuda menunda penerbangan Putussibau-Pontianak adalah hal yang positif.
  “Garuda itu kan penerbangan eksekutif. Berdasarkan penilaian Skytrax atau organisasi independen yang menilai perusahan penerbangan, standar keselamatannya tinggi. Akibatnya mereka tidak mau ambil resiko kalau cuaca begini. Kemudian Garuda ini ketetapatan waktunya sangat konsisten, maka dia ndak mau lakukan penerbangan kalau delay trus,” papar Saprudin.
  Sementara maskapai Kalstar tetap melakukan penerbangan. Hanya saja selalu tertunda akibat kondisi cuaca yang masih fluktuatif.
  “Kalstar masih terbang setiap hari. Namun delay karena cuaca. Delay sekarang ndak pasti, kemarin sampai jam 11.00. Harusnya jam 09.00 terbang,” terang Saprudin.
  Saprudin menghimbau juga agar maskapai tidak memaksakan penerbangan jika kondisi cuaca belum membaik.
  Ditambahkan Saprudin, terganggunya jadwal penerbangan juga dari Bandara asal seperti Pontianak yang juga disebabkan kabut asap.Menurutnya asap diwilayah Kapuas Hulu saat ini merupakan kiriman dari provinsi lain. Karena beberapa hari lalu wilayah Putussibau dan sekitarnya sudah diguyur hujan.
  “Hari ini asap kiriman, karena kita sudah turun hujan. Hotspot juga hampir tidak ada di Kapuas Hulu,” ungkap dia.
  Ditambahkan Lindu Prabowo, Observer Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Pangsuma Putussibau membenarkan visibility saat ini berkisar antara 3-4 kilometer.     
  “Kalau untuk penerbangan memang berbahaya, karena visibility 3 kilometer. Garuda nggak berani terbang,” kata Lindu.
  Hingga beberapa hari kedepan sambung Lindu, cuaca diprediksi belum stabil untuk penerbangan.
  “Cuaca beberapa hari kedepan belum bagus, karena kabut asap. Disini pun asap kiriman. Karena di Kapuas Hulu tidak ada hotspot,” kata.  Lindu.
  Ditambahkan Lindu, visibility kurang dari 5 kilometer itu sudah terjadi hampir sebulan terakhir ini. “Jarak pandang visibilty kurang dari 5 kilomoteer ini sudah sebulan. Terus ada hujan bukannya berkurang. Kemudian angin bertiup dari tenggara jadi asapnya kebawa kesini,” kata Lindu Prabowo.
    GM Garuda Indonesia Cabang Pontianak Donal Jerry mengakui bahwa berdasarkan peraturan keselamatan penerbangan sipil yang dikeluarkan Ditjen Perhubungan Udara, untuk Putussibau pendaratan dan take off dengan visual batas minimal jarak pandang lima kilometer.
    "Pertimbangannya, demi keselamatan penerbangan itu sendiri," kata Jerry. Bandara Pangsuma Putussibau juga masih menggunakan pendaratan dengan sistem VFR atau visual flight rules (VFR).
    

Pewarta: Andre

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015