Nanga Pinoh (Antara Kalbar) - Kabupaten Melawi menggelar Festival Seni Budaya Melayu (FSBM) tingkat kabupaten yang pertama kalinya di Nanga Pinoh yang juga menghadirkan kebudayaan lintas etnis mulai Melayu, Dayak, Jawa hingga Batak.
Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Melawi Zubir Saidy menuturkan, ajang tersebut digunakan untuk merajut keharmonisan dalam keberagaman seni dan budaya yang ada di Melawi.
“Setiap komunitas etnis memiliki ciri dan ragam. Kita menginginkan dalam pagelaran seni Melayu ini dapat menciptakan keharmonisan, mendidik masyarakat kita menjadi masyarakat yang santun,†katanya.
Zubir mengatakan, secara khusus FSBM memang dilaksanakan untuk menjaring dan menginventarisir senid budaya Melayu yang ada di Melawi. Selain pula menjadi ajang pencarian bibit seniman serta para generasi muda yang nantinya akan mewakili Melawi, pada ajang FSBM tingkat Provinsi yang rencananya digelar di Singkawang.
“Kita mempedomani pelaksanaan FSBM tingkat provinsi, sehingga tangkai perlombaannya juga disesuaikan dengan tangkai perlombaan pada tingkat provinsi,†jelasnya.
Ketua Umum MABM Kalbar Prof Dr Chairil Effendi memberikan apresiasi terhadap gelaran FSBM yang pertama di Melawi ini. Apresiasi tersebut diberikan mengingat sejatinya jarang ada FSBM tingkat kabupaten. Bilapun ada gelaran FSBM di berbagai kabupaten di Kalbar, even tersebut dilaksanakan langsung oleh MABM Provinsi.
"Ini sangat luar biasa, patut kita apresiasi dan kita banggakan. Melawi ini adalah kabupaten yang kedua yang menggelar FSBM tingkat kabupaten setelah Sekadau," katanya.
Chairil pun berharap FSBM bisa menjadi agenda rutin sehingga potensi seni budaya Melayu bisa terus dibina dan mewarnai kebudayaan yang ada di Melawi. Ia pun menuturkan, even seperti ini bukan semata kerja MABM, tapi juga pemerintah daerah, serta dukungan yang besar dari masyarakat Melawi.
"Pengurus MABM pun mesti sadar, ada DAD, ada MABT, Forum Kerukunan Batak, atau Jawa yang semuanya punya hak untuk hidup dan berkembang serta mengembangkan budayanya masing-masing. Kalau semua pihak bisa bergandengan tangan, maka tentu mozaik kebudayaan di Melawi akan semakin baik," pesannya.
Pj Bupati, Hatta saat membuka kegiatan ini mengatakan, dirinya berharap kegiatan seperti ini dapat terus berjalan secara berkesinambungan. Mengingat kegiatan ini sejalan dengan program pemerintah, yakni salah satunya adalah membangun karakter bangsa dengan membangun manusia di Indonesia melalui budaya.
"Saya mengamati seni budaya Melayu yang hidup, tumbuh dan berkembang tersebar di seluruh wilayah Kalimantan Barat, khususnya di Melawi. Ini merupakan nilai kearifan lokal budaya turun temurun yang tidak terlepas dari hasil kreativitas para seniman dan sastrawan yang patut mendapatkan apresiasi," katanya.
Di sisi lain, tambahnya, seni budaya Melayu yang beraneka ragam corak dan gayanya, dapat menambah kekayaan khasanah seni budaya daerah di kabupaten Melawi dan Provinsi Kalbar yang tidak ternilai harganya.
"Melalui kegiatan festival seni budaya Melayu ini, saya berharap ini adalah tonggak pertama untuk memulai semangat dan motivasi yang kiranya bisa terus dipertahankan, sehingga akan semakin ideal. Bila kita mampu mensinergikan semangat ini dengan pelestarian kearifan lokal, serta gebyar budaya yang berakal dari ilmu, diharapkan akan bermuara pada peningkatan nilai-nilai budaya masyarakat," harapnya.
FSBM ini sendiri menurut Ketua Panitia, Kusmahendri akan berlangsung mulai dari 16 September hingga 19 September mendatang. "Tujuan utama untuk menggali membina dan melestarikan seni budaya melayu yang hampir punah, khususnya pada generasi muda sekaligus menjadi ajang seleksi seni budaya melayu tingkat provinsi mendatang," terangnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Melawi Zubir Saidy menuturkan, ajang tersebut digunakan untuk merajut keharmonisan dalam keberagaman seni dan budaya yang ada di Melawi.
“Setiap komunitas etnis memiliki ciri dan ragam. Kita menginginkan dalam pagelaran seni Melayu ini dapat menciptakan keharmonisan, mendidik masyarakat kita menjadi masyarakat yang santun,†katanya.
Zubir mengatakan, secara khusus FSBM memang dilaksanakan untuk menjaring dan menginventarisir senid budaya Melayu yang ada di Melawi. Selain pula menjadi ajang pencarian bibit seniman serta para generasi muda yang nantinya akan mewakili Melawi, pada ajang FSBM tingkat Provinsi yang rencananya digelar di Singkawang.
“Kita mempedomani pelaksanaan FSBM tingkat provinsi, sehingga tangkai perlombaannya juga disesuaikan dengan tangkai perlombaan pada tingkat provinsi,†jelasnya.
Ketua Umum MABM Kalbar Prof Dr Chairil Effendi memberikan apresiasi terhadap gelaran FSBM yang pertama di Melawi ini. Apresiasi tersebut diberikan mengingat sejatinya jarang ada FSBM tingkat kabupaten. Bilapun ada gelaran FSBM di berbagai kabupaten di Kalbar, even tersebut dilaksanakan langsung oleh MABM Provinsi.
"Ini sangat luar biasa, patut kita apresiasi dan kita banggakan. Melawi ini adalah kabupaten yang kedua yang menggelar FSBM tingkat kabupaten setelah Sekadau," katanya.
Chairil pun berharap FSBM bisa menjadi agenda rutin sehingga potensi seni budaya Melayu bisa terus dibina dan mewarnai kebudayaan yang ada di Melawi. Ia pun menuturkan, even seperti ini bukan semata kerja MABM, tapi juga pemerintah daerah, serta dukungan yang besar dari masyarakat Melawi.
"Pengurus MABM pun mesti sadar, ada DAD, ada MABT, Forum Kerukunan Batak, atau Jawa yang semuanya punya hak untuk hidup dan berkembang serta mengembangkan budayanya masing-masing. Kalau semua pihak bisa bergandengan tangan, maka tentu mozaik kebudayaan di Melawi akan semakin baik," pesannya.
Pj Bupati, Hatta saat membuka kegiatan ini mengatakan, dirinya berharap kegiatan seperti ini dapat terus berjalan secara berkesinambungan. Mengingat kegiatan ini sejalan dengan program pemerintah, yakni salah satunya adalah membangun karakter bangsa dengan membangun manusia di Indonesia melalui budaya.
"Saya mengamati seni budaya Melayu yang hidup, tumbuh dan berkembang tersebar di seluruh wilayah Kalimantan Barat, khususnya di Melawi. Ini merupakan nilai kearifan lokal budaya turun temurun yang tidak terlepas dari hasil kreativitas para seniman dan sastrawan yang patut mendapatkan apresiasi," katanya.
Di sisi lain, tambahnya, seni budaya Melayu yang beraneka ragam corak dan gayanya, dapat menambah kekayaan khasanah seni budaya daerah di kabupaten Melawi dan Provinsi Kalbar yang tidak ternilai harganya.
"Melalui kegiatan festival seni budaya Melayu ini, saya berharap ini adalah tonggak pertama untuk memulai semangat dan motivasi yang kiranya bisa terus dipertahankan, sehingga akan semakin ideal. Bila kita mampu mensinergikan semangat ini dengan pelestarian kearifan lokal, serta gebyar budaya yang berakal dari ilmu, diharapkan akan bermuara pada peningkatan nilai-nilai budaya masyarakat," harapnya.
FSBM ini sendiri menurut Ketua Panitia, Kusmahendri akan berlangsung mulai dari 16 September hingga 19 September mendatang. "Tujuan utama untuk menggali membina dan melestarikan seni budaya melayu yang hampir punah, khususnya pada generasi muda sekaligus menjadi ajang seleksi seni budaya melayu tingkat provinsi mendatang," terangnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015