Mekkah (Antara Kalbar)  - Sejumlah jamaah yang menjadi korban selamat dalam musibah terinjak-injak di Jalan 204 saat menuju Jamarat untuk lontar jamrah, Kamis (24/9) pagi mengaku hanya mengikuti apa kata pemimpin rombongan untuk melintasi jalan itu, tanpa mengetahui jalan itu bukan jalur yang direkomendasikan bagi jamaah Indonesia.

         "Saya tidak tahu jalan itu bukan jalur resmi untuk jamaah Indonesia (melontar jamrah)," kata Muhammad Juhdi Ibrahim (57) dari Pontianak, Kalimantan Barat, yang berangkat melalui embarkasi Batam, saat ditemui di kantor Misi Haji Indonesia, Syisyah, Mekkah, Jumat.

         Ia mengatakan mengaku hanya mengikuti pimpinan rombongan menuju Jamarat dari Maktab 1 sekitar pukul 07.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Apalagi, kata dia, pemimpin rombongan yang dipanggilnya ustadz itu sudah 13 kali pergi haji. "Tentu beliau lebih hafal," katanya.

         "Tadinya kami akan melontar pada sore hari, namun entah mengapa ustadz mengajak kami berangkat pagi," katanya. Sekitar pukul 09.00 WAS, Juhdi yang berangkat bersama istrinya, serta anggota rombangan lainnya tiba di bawah jalan layang di Jalan 204.

        "Saya tidak tahu bagaimana tiba-tiba ada orang-orang berkulit hitam berjalan dan mendesak dari arus yang berlawanan," katanya. Saat itulah rombongan terpencar.  
    Dalam kondisi sesak tersebut, tiba-tiba penyakit Juhdi kambuh, sehingga ia lemas dan menarik istrinya untuk ke pinggir. Ia mengaku selama dua jam tidak bergerak pada posisinya dan hampir pingsan.

         "Saat itu itu ia masih sadar dan istrinya terus berteriak-teriak karena petugas terus menerus letaknya jenazah berkulit hitam di dekat mereka. Banyak mayat dekat kami," ujar pensiunan PNS dari Kementerian Pekerjaan Umum itu.  
    Juhdi dan istrinya berhasil selamat karena ditolong TKI, dibawa ke pemukiman penduduk dan akhirnya mendapat tempat istirahat di kantor agen perjalanan dan akhirnya dibawa ke klinik untuk mendapat pertolongan pertama dengan infus cairan karena ia menderita headstroke dan penyakit jantungnya kambuh.

Pewarta: Risbiani Fardaniah

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015