Ketapang (Antara Kalbar) - Tahun baru Islam dirayakan warga Kabupaten Ketapang dengan menggelar pawai keliling berupa kendaraan mobil yang dihiasi beragam jenis masjid dan sebagian lainnya ada yang membawa motor sambil beriringan.

Pawai keliling dan Karnaval 1 Muharram 1437 Hijriah ini dimulai dari halaman Kantor Bupati Ketapang dan di lepas Pj Bupati Ketapang Kartius dengan rute Jl Jendral Sudirman, Sudirman, Brigjen Katamso, Transito, Gajah Mada, Merdeka, Dr Sutomo, Urip Sumoharjo, Mulya Baru dan berakhir di depan Kantor Bupati Ketapang.

Warga yang mengikuti pawai keliling 1 Muharram ini merupakan masyarakat dari Kota Ketapang dan sekitarnya. Mereka terdiri dari anak-anak hingga dewasa yang berjumlah sekitar ribuan orang.

"Dalam rangka menyambut 1 Muharram 1437 H, tahun baru masehi itukan sering dibesar-besarkan, kita umat Islam harus begitu juga. Ini kan syiar agama bersama, setiap tahun kita mengadakan acara pawai karnaval dengan mengumpulkan anak-anak panti asuhan, TPA, ibu-ibu pengajian dan masyarakat," kata Junaidi Ketua Panitia Karnaval.

Lebih lanjut Junaidi mengatakan, selesai mengikuti karnaval keliling, umat Muslim langsung mengikuti ceramah ustad Dr.Wijayanto di lapangan Tanjung Pura Ketapang.

Dalam ceramahnya, ustad Wijayanto mengajak umat Muslim memperbanyak amal dan tolong menolong sesama umat di dunia.

Dalam tausiahnya ia mengatakan, memperingati tahun baru Islam tentu saja kita akan sadar, bahwa umur semakin berkurang. "Dengan menyadari hal sedemikian itu tentunya kita akan kembali untuk mendekatkan diri kepada Allah SWI, dalam arti meningkatkan iman dan ketakwaan," katanya.

Dengan memasuki tahun baru Hijriah, ia mengajak umat untuk mengoreksi diri, apakah amalan-amalan yang pernah dilakukan

"Itu sudah termasuk baik atau tergolong amalan jelek. Bila yang kita lakukan sudah mencerminkan kebaikan, maka kita berusaha untuk meningkatkan amalan tersebut. Namun sebaliknya, bila tahun lalu amalan yang kita kerjakan jauh dari kebenaran, yakni jahat, maka kita berusaha dengan optimal untuk melangkah menuju kebenaran, agar supaya perjalanan hidup kita ini semakin lama semakin baik, sehingga menjadi insan yang baik mulai kehidupan dunia lebih-lebih di akhirat kelak," katanya.

Bertambah tahun, usia semakin bertambah pula, akan tetapi umur semakin berkurang. Dengan menyadari sedemikian ini maka harus lebih giat untuk beramal yang baik sebagai bekal menuju hidup yang lebih panjang, yakni di akhirat.

Karena kebahagiaan dan kesengsaraan yang akan menimpa seseorang tergantung amalan yang dilakukan ketika mereka hidup di dunia. "Dengan kehidupan yang serba singkat ini kita berupaya untuk berlomba untuk meraih amal yang shaleh, agar kelak kita tidak mengalami penyesalan yang tidak guna," kata dia. (Jhon/N005)

Pewarta: John

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015