Putussibau (Antara Kalbar) - Program Nusantara Sehat (NS) bentukan pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan telah berhasil menyentuh kawasan perbatasan Kabupaten Kapuas Hulu, seperti Kecamatan Puring Kencana dan Badau.
Pendamping Tim Nusantara Sehat dari Balitbangkes (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan) Kemenkes RI, Oster Suriani SKM MKM mengatakan, penempatan Tim Nusantara Sehat di Kapuas Hulu sudah dimulai sejak 5 Mei 2015 lalu.
"Ini merupakan program bapak peresiden untuk pengiriman tenaga kesehatan ke puskesmas tidak perorangan lagi, tapi dalam bentuk tim. Diharapkan ini akan lebih peningkatan pada status kesehatan, khususnya di wilayah DTPK (Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan)," kata Oster saat acara Workshop Monitoring dan Evaluasi Tim Nusantara Sehat Tahun 2015 di Aula Sekretariat Daerah Kapuas Hulu, Kamis.
Sejauh ini, kata Oster, baru dua tim yang berugas di kawasan perbatasan Kapuas Hulu. Ke depan, kata dia, akan ada tiga tim lagi yang bakal ditempatkan di Kecamatan Empanang, Batang Lupar, dan Embaloh Hulu.
"Program yang hanya akan berlangsung selama dua tahun ini, diharapkan agar derajat kesehatan masyarakar pebatasan Kapuas Hulu lebih bagus. Apalagi perbatasan merupakan cermin negara Indonesia kepada negara tetangga. Diharapkan nanti masalah kesehatan di wilayah tersebut dianggap selesai, nanti akan melihat daerah-daerah lainnya," ujarnya.
Oster menjelaskan, program NS diimplementasikan untuk seluruh daerah perbatasan, terpencil dan kepulauan se Indonesia. Dalam satu tim NS ada sekitar 7-8 orang tenaga kesehatan, yang terdiri dari dokter, kesehatan lingkungan, kesehatan masyarakat, apoteker, ahli gizi, bidan dan perawat. "Bagaimana membuat masyarakat mempercayai layanan kesehatan kita juga baik," pungkas Oster.
Kegiatan ini, kata dia, merupakan kegiatan bersama dari Kemenkes RI, tapi "zero cost". Basic kesehatannya dari Kemenkes, tapi tidak ada pembiayan dari segi sarana dan prasarana segala macam. Karena hal tersebut pembiayaannya dari Puskesmas. "Makanya kita harapkan dengan adanya pertemuan lintas sektoral ini dapat menjembatani agar tim bisa maksimal harus ada dukungan dari lintas sektoral lain," tuturnya.
Setelah kegiatan tim NS berakhir, nanti akan dibandingkan apakah ada perubahan atau tidak. "Kita harap ada perubahan signifikan dibandingkan puskesmas yang tidak ada tim nusantara sehat," tutup Oster.
Ditambahkan dr Sam San, Ketua Tim NS Kecamatan Puring Kencana jika pihaknya masih menemukan kesulitan dalam melaksanakan tugas diwilayahnya. Hal tersebut disebabkan keterbatasan sarana-prasarana air bersih dan infrastruktur jalan "Sehingga kita akan memberikan penyuluhan atau sosialisasi, kita terkendala alat transportasi. Termasuk masih minimnya sarana dan prasana kesehatan," jelasnya.
Tim NS Puring Kencana, kata dia, sudah melakukan upaya mengubah perilaku masyarakat dengan melakukan pendampingan, musyawarah desa, dan pendekatan kepada tokoh masyarakat. Secara sama-sama melakukan perubahan, terutama dalam perilaku pola hidup sehat. "Selama ini dukungan masyarakat sangat baik, tapi ada satu desa dimana Kadesnya sangat sulit diberikan pemahaman tentang kesehatan," ungkap Sam San.
Masyarakat perbatasan di Puring Kencana, sambung Sam San, masih ada yang lebih tertarik ke ke Malaysia ketika berobat. Sementara untuk pemberdayaan, masyarakat masih banyak yang lebih mementingkan memburu mata pencarian. Mereka kurang mementingkan kesehatan. Makanya kalau kita berupaya melakukan pendekatan setiap hari apakah pagi atau siang, warga kebanyakan tidak ada di rumahnya. "Mereka baru pulang ke rumah di atas jam 5 sore," kata dr Sam San.
Sementara itu, dr H Harisson MKes, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kapuas Hulu mengatakan pihaknya sudah berupaya memfasilitasi apa yang dibutuhkan Tim NS. Mulai dari permintaan menjaga keamanan dan keselamatan tim NS, Dinkes Kapuas Hulu sudah memberi tahukan kepada pihak keamanan setempat. "Minta sarana dan prasarana, kita sudah mempersiapkan rumah dinas. Dalam APBD-P 2015 kemarin pun sudah kita anggarkan kendaraan roda dua, tempat tidur, dan lain-lain. Begitu juga minta disiapkan surat izin praktek, itu sudah kita lakukan," terangnya.
Tim NS, lanjut Harisson menyatu dengan Puskesmas dan bekerja sebagai tim. "Tim NS sangat membantu kinerja kita, kerena di Puskesmas memang masih kekurangan tenaga kesehatan," ungkap Harisson.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
Pendamping Tim Nusantara Sehat dari Balitbangkes (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan) Kemenkes RI, Oster Suriani SKM MKM mengatakan, penempatan Tim Nusantara Sehat di Kapuas Hulu sudah dimulai sejak 5 Mei 2015 lalu.
"Ini merupakan program bapak peresiden untuk pengiriman tenaga kesehatan ke puskesmas tidak perorangan lagi, tapi dalam bentuk tim. Diharapkan ini akan lebih peningkatan pada status kesehatan, khususnya di wilayah DTPK (Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan)," kata Oster saat acara Workshop Monitoring dan Evaluasi Tim Nusantara Sehat Tahun 2015 di Aula Sekretariat Daerah Kapuas Hulu, Kamis.
Sejauh ini, kata Oster, baru dua tim yang berugas di kawasan perbatasan Kapuas Hulu. Ke depan, kata dia, akan ada tiga tim lagi yang bakal ditempatkan di Kecamatan Empanang, Batang Lupar, dan Embaloh Hulu.
"Program yang hanya akan berlangsung selama dua tahun ini, diharapkan agar derajat kesehatan masyarakar pebatasan Kapuas Hulu lebih bagus. Apalagi perbatasan merupakan cermin negara Indonesia kepada negara tetangga. Diharapkan nanti masalah kesehatan di wilayah tersebut dianggap selesai, nanti akan melihat daerah-daerah lainnya," ujarnya.
Oster menjelaskan, program NS diimplementasikan untuk seluruh daerah perbatasan, terpencil dan kepulauan se Indonesia. Dalam satu tim NS ada sekitar 7-8 orang tenaga kesehatan, yang terdiri dari dokter, kesehatan lingkungan, kesehatan masyarakat, apoteker, ahli gizi, bidan dan perawat. "Bagaimana membuat masyarakat mempercayai layanan kesehatan kita juga baik," pungkas Oster.
Kegiatan ini, kata dia, merupakan kegiatan bersama dari Kemenkes RI, tapi "zero cost". Basic kesehatannya dari Kemenkes, tapi tidak ada pembiayan dari segi sarana dan prasarana segala macam. Karena hal tersebut pembiayaannya dari Puskesmas. "Makanya kita harapkan dengan adanya pertemuan lintas sektoral ini dapat menjembatani agar tim bisa maksimal harus ada dukungan dari lintas sektoral lain," tuturnya.
Setelah kegiatan tim NS berakhir, nanti akan dibandingkan apakah ada perubahan atau tidak. "Kita harap ada perubahan signifikan dibandingkan puskesmas yang tidak ada tim nusantara sehat," tutup Oster.
Ditambahkan dr Sam San, Ketua Tim NS Kecamatan Puring Kencana jika pihaknya masih menemukan kesulitan dalam melaksanakan tugas diwilayahnya. Hal tersebut disebabkan keterbatasan sarana-prasarana air bersih dan infrastruktur jalan "Sehingga kita akan memberikan penyuluhan atau sosialisasi, kita terkendala alat transportasi. Termasuk masih minimnya sarana dan prasana kesehatan," jelasnya.
Tim NS Puring Kencana, kata dia, sudah melakukan upaya mengubah perilaku masyarakat dengan melakukan pendampingan, musyawarah desa, dan pendekatan kepada tokoh masyarakat. Secara sama-sama melakukan perubahan, terutama dalam perilaku pola hidup sehat. "Selama ini dukungan masyarakat sangat baik, tapi ada satu desa dimana Kadesnya sangat sulit diberikan pemahaman tentang kesehatan," ungkap Sam San.
Masyarakat perbatasan di Puring Kencana, sambung Sam San, masih ada yang lebih tertarik ke ke Malaysia ketika berobat. Sementara untuk pemberdayaan, masyarakat masih banyak yang lebih mementingkan memburu mata pencarian. Mereka kurang mementingkan kesehatan. Makanya kalau kita berupaya melakukan pendekatan setiap hari apakah pagi atau siang, warga kebanyakan tidak ada di rumahnya. "Mereka baru pulang ke rumah di atas jam 5 sore," kata dr Sam San.
Sementara itu, dr H Harisson MKes, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kapuas Hulu mengatakan pihaknya sudah berupaya memfasilitasi apa yang dibutuhkan Tim NS. Mulai dari permintaan menjaga keamanan dan keselamatan tim NS, Dinkes Kapuas Hulu sudah memberi tahukan kepada pihak keamanan setempat. "Minta sarana dan prasarana, kita sudah mempersiapkan rumah dinas. Dalam APBD-P 2015 kemarin pun sudah kita anggarkan kendaraan roda dua, tempat tidur, dan lain-lain. Begitu juga minta disiapkan surat izin praktek, itu sudah kita lakukan," terangnya.
Tim NS, lanjut Harisson menyatu dengan Puskesmas dan bekerja sebagai tim. "Tim NS sangat membantu kinerja kita, kerena di Puskesmas memang masih kekurangan tenaga kesehatan," ungkap Harisson.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015