Jakarta (Antara Kalbar) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa meminta indeks standar pencemaran udara di daerah-daerah yang masih terkena kabut asap disiarkan setiap setengah jam atau 30 menit.
"Saya minta tolong dikomunikasikan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) agar ISPU bisa disiarkan kepada warga-warga di pelosok melalui radio, bisa melalui Radio Republik Indonesia (RRI)," kata Mensos seusai Rapat Koordinasi Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan di Kantor BNPB, Jakarta, Rabu.
Menurut Mensos, hal ini sudah harus diinstruksikan apabila ISPU sudah di ambang batas, warga bisa secepatnya dievakuasi ke tempat yang paling aman.
"Semua tempat yang memiliki pendingin udara (AC) bisa dijadikan tempat evakuasi," kata Mensos.
Dalam kesempatan yang sama, Luhut juga menyatakan dibutuhkan kerja sama yang aktif dari BMKG dan BPPT dalam membuat hujan buatan di beberapa daerah yang api dan asapnya masih tergolong parah.
"Saat ini intensitas hujan mulai bagus, maka dibutuhkan kerja sama aktif dari BMKG dan BPPT untuk pantau ini apabila sudah ada awan langsung saja membuat hujan. Sebelum ini tidak bisa dilakukan karena tidak ada awan," katanya.
Menurutnya, apabila hujan buatan tersebut aktif dilakukan maka ia memperkirakan tiga sampai empat hari ke depan asap dan api akan berkurang.
"Namun, kalau sudah berkurang, kami tidak akan memberhentikan operasi "water bombing" karena untuk memadamkan lahan gambut yang sudah ada apinya hingga di bawah tanah," tuturnya.
(B020/N. Yuliastuti)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Saya minta tolong dikomunikasikan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) agar ISPU bisa disiarkan kepada warga-warga di pelosok melalui radio, bisa melalui Radio Republik Indonesia (RRI)," kata Mensos seusai Rapat Koordinasi Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan di Kantor BNPB, Jakarta, Rabu.
Menurut Mensos, hal ini sudah harus diinstruksikan apabila ISPU sudah di ambang batas, warga bisa secepatnya dievakuasi ke tempat yang paling aman.
"Semua tempat yang memiliki pendingin udara (AC) bisa dijadikan tempat evakuasi," kata Mensos.
Dalam kesempatan yang sama, Luhut juga menyatakan dibutuhkan kerja sama yang aktif dari BMKG dan BPPT dalam membuat hujan buatan di beberapa daerah yang api dan asapnya masih tergolong parah.
"Saat ini intensitas hujan mulai bagus, maka dibutuhkan kerja sama aktif dari BMKG dan BPPT untuk pantau ini apabila sudah ada awan langsung saja membuat hujan. Sebelum ini tidak bisa dilakukan karena tidak ada awan," katanya.
Menurutnya, apabila hujan buatan tersebut aktif dilakukan maka ia memperkirakan tiga sampai empat hari ke depan asap dan api akan berkurang.
"Namun, kalau sudah berkurang, kami tidak akan memberhentikan operasi "water bombing" karena untuk memadamkan lahan gambut yang sudah ada apinya hingga di bawah tanah," tuturnya.
(B020/N. Yuliastuti)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015