Pontianak (Antara Kalbar) – Di Kota Pontianak, peminat jasa pembuatan program dan aplikasi perangkat lunak masih sedikit. Namun cepatnya perkembangan teknologi informasi, usaha di bidang itu tampak menjanjikan. Inilah yang menjadi keyakinan bagi Hengky Wahyudi mendirikan perusahaan penyedia jasa pembuatan perangkat lunak.
Hengky fokus ke pembuatan game serta aplikasi pembelajaran untuk sistem operasi Windows. "Permintaan masih sedikit, omset di kisaran Rp6 juta sampai Rp7 juta sebulan," kata Hengky. Meski terbilang sedikit, namun permintaan jasa terus meningkat.
Hengky berlatar belakang sarjana pendidikan matematika dari Universitas Tanjungpura Pontianak. Ia belajar tentang teknologi informasi secara otodidak. Sejak masih kuliah dia sudah banyak mendapat prestasi di berbagai kompetisi. Pada tahun 2011 misalnya, dia dan teman-temannya menjadi Juara II nasional dari lomba entrepreneur sekaligus menginspirasi yang diadakan Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Saat itu, ia dan teman-temannya membuat program aplikasi pembelajaran untuk 8 jenis kecerdasan. Program ini dijual ke 8 kabupaten di Kalbar, terutama daerah perbatasan dan terpencil. "Ternyata kami menang, dan mendapatkan banyak fasilitas, pelatihan dan promosi dari Kemenpora," ujar Hengky.
Demi memperbesar bisnisnya, Hengky pun terus mengasah kemampuannya. Berbagai pelatihan diikutinya. Salah satunya adalah melalui Inkubator Bisnis yang digelar oleh Bank Indonesia Perwakilan Kalbar. Di inkubator bisnis, ia semakin matang dalam ilmu manajemen dan pemasaran. Ia juga mendapat jejaring yang semakin luas.
Ia juga mencoba memperluas jenis usaha seperti penjualan brownies, bimbingan belajar, dan lain-lain. Namun tak semua usahanya sukses. Saat berbisnis perumahan, ia gagal. Begitu juga saat membuka kafe. Sedangkan untuk penjualan brownis dan bimbel cukup menghasilkan. Dia memadukannya dengan ilmu TI yang dikuasainya.
"Penjualan brownies saya lakukan dengan pemasaran lewat web. Selain itu pelanggan-pelanggan pribadi maupun instansi di pembuatan software juga saya sasar. Lumayan untuk pemasukan tambahan," kata dia.
Ia mendirikan perusahaan MIP, beralamat di Jalan Adisucipto, Gang Belitung 1, Pontianak. Fokusnya untuk pembuatan, pengembangan software dan pemrograman aplikasi segmen dunia pendidikan.
Sedangkan di bimbel, ia dan teman-teman lebih fokus les privat. Tetapi metodenya berbeda. "Kami menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran dan game yang kami buar. Anak-anak senang dengan model pembelajaran seperti ini. Selain itu mereka bisa belajar sendiri melalui aplikasi tersebut," ujar Hengky.
Kendati demikian, fokus utama Hengky masih di bidang pembuatan software pendidikan. Selama ini dia mendapatkan permintaan dari pribadi, sekolah-sekolah, dan instansi pendidikan di Kalbar. Namun dia terus memperbesar pasarnya, dengan menyasar konsumen di luar Kalbar.
"Kami sudah beberapa kali mendapat pemesanan dari Jawa dan Sumatera," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
Hengky fokus ke pembuatan game serta aplikasi pembelajaran untuk sistem operasi Windows. "Permintaan masih sedikit, omset di kisaran Rp6 juta sampai Rp7 juta sebulan," kata Hengky. Meski terbilang sedikit, namun permintaan jasa terus meningkat.
Hengky berlatar belakang sarjana pendidikan matematika dari Universitas Tanjungpura Pontianak. Ia belajar tentang teknologi informasi secara otodidak. Sejak masih kuliah dia sudah banyak mendapat prestasi di berbagai kompetisi. Pada tahun 2011 misalnya, dia dan teman-temannya menjadi Juara II nasional dari lomba entrepreneur sekaligus menginspirasi yang diadakan Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Saat itu, ia dan teman-temannya membuat program aplikasi pembelajaran untuk 8 jenis kecerdasan. Program ini dijual ke 8 kabupaten di Kalbar, terutama daerah perbatasan dan terpencil. "Ternyata kami menang, dan mendapatkan banyak fasilitas, pelatihan dan promosi dari Kemenpora," ujar Hengky.
Demi memperbesar bisnisnya, Hengky pun terus mengasah kemampuannya. Berbagai pelatihan diikutinya. Salah satunya adalah melalui Inkubator Bisnis yang digelar oleh Bank Indonesia Perwakilan Kalbar. Di inkubator bisnis, ia semakin matang dalam ilmu manajemen dan pemasaran. Ia juga mendapat jejaring yang semakin luas.
Ia juga mencoba memperluas jenis usaha seperti penjualan brownies, bimbingan belajar, dan lain-lain. Namun tak semua usahanya sukses. Saat berbisnis perumahan, ia gagal. Begitu juga saat membuka kafe. Sedangkan untuk penjualan brownis dan bimbel cukup menghasilkan. Dia memadukannya dengan ilmu TI yang dikuasainya.
"Penjualan brownies saya lakukan dengan pemasaran lewat web. Selain itu pelanggan-pelanggan pribadi maupun instansi di pembuatan software juga saya sasar. Lumayan untuk pemasukan tambahan," kata dia.
Ia mendirikan perusahaan MIP, beralamat di Jalan Adisucipto, Gang Belitung 1, Pontianak. Fokusnya untuk pembuatan, pengembangan software dan pemrograman aplikasi segmen dunia pendidikan.
Sedangkan di bimbel, ia dan teman-teman lebih fokus les privat. Tetapi metodenya berbeda. "Kami menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran dan game yang kami buar. Anak-anak senang dengan model pembelajaran seperti ini. Selain itu mereka bisa belajar sendiri melalui aplikasi tersebut," ujar Hengky.
Kendati demikian, fokus utama Hengky masih di bidang pembuatan software pendidikan. Selama ini dia mendapatkan permintaan dari pribadi, sekolah-sekolah, dan instansi pendidikan di Kalbar. Namun dia terus memperbesar pasarnya, dengan menyasar konsumen di luar Kalbar.
"Kami sudah beberapa kali mendapat pemesanan dari Jawa dan Sumatera," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015