Nanga Pinoh (Antara Kalbar) - Dua komisioner Panwaslih Melawi yakni ketua dan satu anggota mendadak mengundurkan diri. Pengawasan jalannya pilkada pun menjadi tak optimal, karena kini menyisakan satu anggota saja.
Kabar pengunduran diri dua komisioner Panwaslih Melawi ini pun diungkapkan oleh anggota Panwaslih yang tersisa, Johani. Ditemui di ruang kerjanya, Johani memaparkan alasan keduanya mengundurkan diri.
"Kalau ketua Panwaslih, ibu Lennys mengundurkan diri per 24 Oktober. Saya dapat informasi dari beliau pada Senin pekan lalu. Saya pun terkejut," katanya.
Johani sendiri tak mengetahui alasan sebenarnya pengunduran diri Lennys. Yang diketahuinya hanyalah ada persoalan keluarga. "Infonya, anak ibu Lennys ini tinggal di Sanggau diurus orang tuanya. Hanya sekarang orang tua dan anak-anaknya sering sakit, jadi dia mengundurkan diri biar bisa fokus mengurus keluarganya," terangnya.
Sementara itu, satu anggota Panwaslih lainnya, yakni AM Sadrie sudah mengundurkan diri bahkan sejak 30 September lalu. Surat pengunduran dirinya sudah disampaikan ke Bawaslu Provinsi dan ditembuskan ke PJ Bupati serta DPRD Melawi.
"Alasannya karena sakit. Sudah dua bulanan beliau tak aktif, karena sakit komplikasi. Bahkan ada rencana akan operasi," katanya.
Mundurnya dua Panwas Melawi ini membuat kinerja menjadi tak optimal. Diakui Johani, Panwaslih Melawi kini tak bisa lagi membuat keputusan krusial karena tak bisa melakukan pleno. "Karena untuk pleno itu, minimal ada dua anggota Panwaslih. Sekarang tinggal satu, ya kita akui pengawasan pilkada tak optimal," katanya.
Johani sendiri sudah berkoordinasi dengan Bawaslu Provinsi untuk mengatasi kekosongan dua kursi komisioner Panwas ini. Hanya memang sampai kini belum ada instruksi atau tindaklanjut dari persoalan ini.
"Saya pun sampai tak bisa berangkat rakor tingkat nasional karena tinggal sendiri. Pengawasan ya kita rangkap semua, sampai menunggu rekomendasi dari Bawaslu," ujar dia.
Dikatakan Johani, seharusnya memang persoalan ini segera diselesaikan , terutama untuk mengisi kekosongan kursi yang ditinggalkan Sadrie sejak September lalu. "Semuanya tak berjalan optimal, karena harus dihandle sendiri. Saya sendiri tak bisa memutuskan. Padahal waktu pemungutan tak sampai sebulan," katanya.
Dituturkan Johani, pengganti Panwaslih yang mundur memang harus ditetapkan segera. Mengingat pilkada Melawi sudah mendekati masa pemungutan suara. Pilkada Melawi ini sendiri terancam cacat hukum, bila Panwas tidak ada.
Dihubungi terpisah, Ketua Bawaslu Provinsi Kalbar, Ruhermansyah, mengatakan, pihaknya akan segera melakukan penggantian dua komisioner panwas Melawi yang menngundurkan diri. Bahkan saat ini pihaknya sudah berada di Melawi.
"Segera kita gelar pertemuan dengan panwas Melawi untuk membicarakan masalah ini, secepatnya, mungkin dalam minggu ini kita akan segera melantiknya," kata Ruhermansyah.
Dia mengatakan, terkait dengan penggantian anggota panwas yang mengundurkan diri sudah ada mekanismenya. Untuk saat ini, kata dia, juga sudah ada SDM yang sudah dipersiapkan. Mereka merupakan calon panwas yang mengikuti seleksi sebelumnya.
Dikatakan Ruhermansyah, pengunduran diri kedua komisioner panwas Melawi ini memang tidak bisa dihindarkan, dimana satu diantaranya sedang mengalami sakit karena habis operasi. Jikapun dipaksakan tentu tidak akan bisa maksimal pekerjaannya.
"Kita tidak bisa mencegah, karena memang sudah demikian adanya, ya secepatnya kita akan ganti sesuai dengan ketentuan yang ada," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
Kabar pengunduran diri dua komisioner Panwaslih Melawi ini pun diungkapkan oleh anggota Panwaslih yang tersisa, Johani. Ditemui di ruang kerjanya, Johani memaparkan alasan keduanya mengundurkan diri.
"Kalau ketua Panwaslih, ibu Lennys mengundurkan diri per 24 Oktober. Saya dapat informasi dari beliau pada Senin pekan lalu. Saya pun terkejut," katanya.
Johani sendiri tak mengetahui alasan sebenarnya pengunduran diri Lennys. Yang diketahuinya hanyalah ada persoalan keluarga. "Infonya, anak ibu Lennys ini tinggal di Sanggau diurus orang tuanya. Hanya sekarang orang tua dan anak-anaknya sering sakit, jadi dia mengundurkan diri biar bisa fokus mengurus keluarganya," terangnya.
Sementara itu, satu anggota Panwaslih lainnya, yakni AM Sadrie sudah mengundurkan diri bahkan sejak 30 September lalu. Surat pengunduran dirinya sudah disampaikan ke Bawaslu Provinsi dan ditembuskan ke PJ Bupati serta DPRD Melawi.
"Alasannya karena sakit. Sudah dua bulanan beliau tak aktif, karena sakit komplikasi. Bahkan ada rencana akan operasi," katanya.
Mundurnya dua Panwas Melawi ini membuat kinerja menjadi tak optimal. Diakui Johani, Panwaslih Melawi kini tak bisa lagi membuat keputusan krusial karena tak bisa melakukan pleno. "Karena untuk pleno itu, minimal ada dua anggota Panwaslih. Sekarang tinggal satu, ya kita akui pengawasan pilkada tak optimal," katanya.
Johani sendiri sudah berkoordinasi dengan Bawaslu Provinsi untuk mengatasi kekosongan dua kursi komisioner Panwas ini. Hanya memang sampai kini belum ada instruksi atau tindaklanjut dari persoalan ini.
"Saya pun sampai tak bisa berangkat rakor tingkat nasional karena tinggal sendiri. Pengawasan ya kita rangkap semua, sampai menunggu rekomendasi dari Bawaslu," ujar dia.
Dikatakan Johani, seharusnya memang persoalan ini segera diselesaikan , terutama untuk mengisi kekosongan kursi yang ditinggalkan Sadrie sejak September lalu. "Semuanya tak berjalan optimal, karena harus dihandle sendiri. Saya sendiri tak bisa memutuskan. Padahal waktu pemungutan tak sampai sebulan," katanya.
Dituturkan Johani, pengganti Panwaslih yang mundur memang harus ditetapkan segera. Mengingat pilkada Melawi sudah mendekati masa pemungutan suara. Pilkada Melawi ini sendiri terancam cacat hukum, bila Panwas tidak ada.
Dihubungi terpisah, Ketua Bawaslu Provinsi Kalbar, Ruhermansyah, mengatakan, pihaknya akan segera melakukan penggantian dua komisioner panwas Melawi yang menngundurkan diri. Bahkan saat ini pihaknya sudah berada di Melawi.
"Segera kita gelar pertemuan dengan panwas Melawi untuk membicarakan masalah ini, secepatnya, mungkin dalam minggu ini kita akan segera melantiknya," kata Ruhermansyah.
Dia mengatakan, terkait dengan penggantian anggota panwas yang mengundurkan diri sudah ada mekanismenya. Untuk saat ini, kata dia, juga sudah ada SDM yang sudah dipersiapkan. Mereka merupakan calon panwas yang mengikuti seleksi sebelumnya.
Dikatakan Ruhermansyah, pengunduran diri kedua komisioner panwas Melawi ini memang tidak bisa dihindarkan, dimana satu diantaranya sedang mengalami sakit karena habis operasi. Jikapun dipaksakan tentu tidak akan bisa maksimal pekerjaannya.
"Kita tidak bisa mencegah, karena memang sudah demikian adanya, ya secepatnya kita akan ganti sesuai dengan ketentuan yang ada," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015