Nanga Pinoh (Antara Kalbar) - Sedikitnya dua ribu karyawan yang bekerja di perusahaan perkebunan kepala sawit PT Adau Group, Kabupaten Melawi, terancam kehilangan lapangan pekerjaannya karena sudah tak aktif sejak Senin (9/11).
"Ini informasi resmi dari karyawan dan perusahaan, sehingga ada sekitar 2000 karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut ditelantarkan," kata Kepala Desa Togan Baru, Kecamatan Tanah Pinoh Barat, Hermas Bujang.
Desa Togan Baru berada di kawasan sekitar perusahaan perkebunan PT Adau sehingga Hermas tahu betul dengan kondisi di lapangan. Dia sudah berusaha menghubungi pihak perusahaan namun tidak ada satupun nomor kontak mereka yang aktif.
"Jadi pada hari Senin kemarin, pada saat karyawan dan buruh masuk kerja, mereka dikumpulkan di satu tempat. Kemudian pihak perusahaan menyampaikan kepada para karyawan bahwa mulai hari tersebut tidak ada lagi pekerjaan," katanya.
Hermas mengatakan, dirinya tidak tahu secara persis apakah pihak perusahaan akan memberikan kompensasi kepada dua ribuan buruh tersebut. Sebab dia juga sudah mencoba mencari informasi dari perusahaan namun belum ada jawaban.
"Kami juga tidak tahu jelas apa persoalan mereka, mengapa sampai perusahaan tutup dan tidak ada lagi pekerjaan, namun menurut keterangan kepala CDO-nya, alasannya karena krisis global," katanya.
Hermas menyayangkan dengan keputusan sepihak yang dilakukan oleh perusahaan, termasuk tidakjelasan nasib 2.000 buruh yang bekerja di perusahaan tersebut. Selain itu para buruh ini juga tidak tahu harus bertanya kemana untuk menyikapi masalah ini.
"Kita sebagai kepala desa mempertanyakan masalah ini kepada pihak perusahaan dan pemerintah, kami harap pemerintah bisa tegas menyikapi masalah ini karena menyangkut hajat hidup orang banyak," katanya. Hermas mengatakan, pihaknya juga akan turun langsung dan melakukan investigasi berkaitan dengan hal ini. Apakah benar hanya karena krisis global perusahaan mengambil langkah sejauh ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Ini informasi resmi dari karyawan dan perusahaan, sehingga ada sekitar 2000 karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut ditelantarkan," kata Kepala Desa Togan Baru, Kecamatan Tanah Pinoh Barat, Hermas Bujang.
Desa Togan Baru berada di kawasan sekitar perusahaan perkebunan PT Adau sehingga Hermas tahu betul dengan kondisi di lapangan. Dia sudah berusaha menghubungi pihak perusahaan namun tidak ada satupun nomor kontak mereka yang aktif.
"Jadi pada hari Senin kemarin, pada saat karyawan dan buruh masuk kerja, mereka dikumpulkan di satu tempat. Kemudian pihak perusahaan menyampaikan kepada para karyawan bahwa mulai hari tersebut tidak ada lagi pekerjaan," katanya.
Hermas mengatakan, dirinya tidak tahu secara persis apakah pihak perusahaan akan memberikan kompensasi kepada dua ribuan buruh tersebut. Sebab dia juga sudah mencoba mencari informasi dari perusahaan namun belum ada jawaban.
"Kami juga tidak tahu jelas apa persoalan mereka, mengapa sampai perusahaan tutup dan tidak ada lagi pekerjaan, namun menurut keterangan kepala CDO-nya, alasannya karena krisis global," katanya.
Hermas menyayangkan dengan keputusan sepihak yang dilakukan oleh perusahaan, termasuk tidakjelasan nasib 2.000 buruh yang bekerja di perusahaan tersebut. Selain itu para buruh ini juga tidak tahu harus bertanya kemana untuk menyikapi masalah ini.
"Kita sebagai kepala desa mempertanyakan masalah ini kepada pihak perusahaan dan pemerintah, kami harap pemerintah bisa tegas menyikapi masalah ini karena menyangkut hajat hidup orang banyak," katanya. Hermas mengatakan, pihaknya juga akan turun langsung dan melakukan investigasi berkaitan dengan hal ini. Apakah benar hanya karena krisis global perusahaan mengambil langkah sejauh ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015