Singkawang (Antara Kalbar) - Sepuluh remaja diamankan kepolisian Polsek Singkawang Barat, lantaran melakukan "ngelem" di sebuah pondok bambu, Jl Hermansyah, Senin.

Kesepuluh remaja ini antara lain, BG (15) warga Jl Firdaus, Rin (16) warga Sagatani, Au (13) warga Jl Jenderal Sudirman, Gang Karya Bhakti, Fit (15) warga Gang Cempaka, Mur (14) warga Condong, Nur (13) warga Jl Bambang Ismoyo, Ris (20) warga Condong, Tin (16) warga Jl Murni, dan Rul (14) warga Kampung Tengah.

Kesepuluh remaja yang diamankan ini di antaranya ada yang masih berstatus pelajar dan baru duduk di kelas 7 SMP di Kota Singkawang. Sedangkan yang lainnya, ada yang putus sekolah, karena keinginan sendiri.

"Mereka kita amankan dari sebuah pondok bambu yang beralamat di Jl Hermansyah, sekitar pukul 09.00 wib," kata Kapolsek Singkawang Barat, Kompol Sunarno.

Saat di TKP, pihaknya menemukan remaja ini dalam keadaan tidur.

Selain mengamankan remaja tersebut, pihaknya juga mengamankan barang bukti sebanyak 9 kaleng lem fox, tiga buah tas, dan beberapa helai pakaian.

Saat diinterogasi, katanya, sebagian ada yang mengaku masih sekolah dan putus sekolah. "Yang masih sekolah ada dua orang, yakni Au dan Rul," jelasnya.

Dan bahkan, katanya, ada seorang perempuan yang sudah dua kali terjaring. "Dulu, sewaktu saya menjabat sebagai Kasat Sabhara Polres Singkawang, sekarang terjaring lagi," katanya.

Dengan diamankannya kesepuluh remaja tersebut, pihaknya langsung memanggil guru dan orangtua muda mudi tersebut. Supaya jangan sampai anak-anak ini terjerumus ke arah yang lebih jauh.

"Kita panggil guru dan orangtuanya, untuk membuat pernyataan guna mengawasi anak-anaknya, agar tidak mengulangi perbuatan yang serupa," ujarnya.

Sunarno mengingatkan, jangan sampai terkesan anak tidak pulang ke rumah namun tidak dicari orangtuanya. Tetapi, anak ayam hilang satu hari saja dicari.

Maka dari itu, katanya lagi, orangtua harus betul-betul ekstra menjaga anak-anaknya.

Sementara Ketua LBH PEKA Kalbar, Rosita Nengsih merasa sedih melihat pergaulan remaja zaman sekarang. "Mirisnya, anak-anak di bawah umur lagi, terutama yang perempuan," katanya dengan nada kesal.

Dari pengakuan mereka, sebagian besar adalah remaja yang putus sekolah. "Mereka juga mengaku, pada saat ditangkap tidak ngelem, tapi sebelum-sebelumnya pernah ngelem," ujarnya.

Dia berharap, remaja itu segera dikembalikan ke keluarganya. "Karena mereka sudah berjanji untuk tidak akan mengulanginya lagi," katanya.

Di samping itu, dia juga mengimbau kepada orang tua, untuk selalu mengawasi pergaulan anak-anaknya.

(KR-RDO/N005)

Pewarta: Rudi dan Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015