Sekadau (Antara Kalbar ) - Dinas Kesehatan Kabupaten Sekadau mengimbau warga setempat untuk mewaspadai ancaman penyakit demam berdarah dengue (DBD), agar kejadian luar biasa (KLB) DBD seperti tahun 2014 lalu tidak terulang kembali.

"Masyarakat diminta untuk lebih waspada dan disarankan giat melakukan langkah antisipasi. Dari data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sekadau, hingga pekan terakhir November 2015 sudah ada 62 kasus DBD yang dilaporkan. Bahkan di bulan November saja sudah ada 4 kasus DBD," kata Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK), Dinas Kesehatan Sekadau, Slamet, Rabu.

Ia mengatakan, pada 2014 lalu ada dua penderita DBD yang meninggal, itu karena sudah terlambat penanganannya. "Makanya jangan sampai hal ini terulang lagi," kata Slamet mengingatkan. 

Dia melanjutkan, meski demikian, dibanding tahun lalu kasus DBD tahun ini relatif menurun. Pada tahun 2014 lalu, Kabupaten Sekadau menyatakan kejadian luar biasa (KLB) DBD dengan total 453 kasus sepanjang tahun dengan menelan dua korban jiwa. 

"Tidak hanya di Sekadau, KLB yang terjadi pada 2014 menimpa daerah-daerah lainnya di Kalimantan Barat. Untuk mencegah hal tersebut, Dinkes Sekadau mengklaim sudah mengambil langkah untuk menekan kasus DBD," katanya. 

Ia mengatakan, beberapa langkah yang sudah diambil pihaknya di antaranya memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk hidup sehat, serta mengimbau setiap kepala Puskesmas untuk melakukan dan meningkatkan pengamatan kasus DBD, dan apabila menemukan kasus DBD dengan segera untuk  dilakukan penyelidikan epidemiologis, dan segera melaporkan ke Dinkes dalam waktu 24 jam," katanya lagi.

Slamet juga menegaskan, puskesmas-puskesmas juga diminta untuk meningkatkan penyuluham kepada masyarakat tentang pencegahan penyakit DBD. Salah satu upaya yang relatif mudah dilakukan adalah menjaga kebersihan lingkungan dengan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara 3 M Plus yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, mengubur atau mendaur ulang barang-barang bekas yang bisa menjadi sarang nyamuk. 

"Dan Plus nya menaburkan bubuk abate pada tempat penampungan air. Selain itu, Dinkes juga telah melakukan fogging ke berbagai daerah, khususnya daerah endemik DBD. Harapan kami untuk mengantisipasi agar tidak terjadi peningkatan kasus DBD, masyarakat secara rutin membersihkan pekarangan rumah. Disamping itu masyarakat dapat melakukan pemberantasan nyamuk dengan cara 3M plus tadi," katanya. (Gansi/N005)

Pewarta: Gansi

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015