Samarinda (Antara Kalbar) - Polresta Samarinda, Kalimantan Timur, akan berkonsentrasi mengantisipasi aksi teroris pada perayaan Natal dan Tahun Baru.
"Ada informasi bahwa wilayah Kalimantan Timur menjadi salah satu target teroris sehingga bersama TNI dan masyarakat, kami akan meningkatkan dan memprioritaskan pencegahan aksi teror pada pengamanan Natal dan Tahun Baru," ujar Kapolresta Samarinda Komisaris Besar M Setyobudi Dwiputro, Rabu.
Apalagi tambahnya, saat ini kepolisian tengah menelusuri informasi adanya lima warga Samarinda berangkat ke Suriah serta memantau pergerakan sejumlah orang yang diduga terindikasi terkait kelompok teroris.
"Karena adanya informasi terkait ancaman teroris tersebut maka kami bersama Kodim 0901 Samarinda memperketat pengamanan, termasuk mengajak masyarakat agar meningkatkan partisipasi pada pengamanan Natal dan Tahun Baru," katanya.
Pada Operasi Lilin 2015, kata Setyobudi, konsentrasi pengamanan akan diprioritas di sejumlah gereja, objek vital, kawasan perbelanjaan, serta tempat-tempat rekreasi.
Pada pengamanan Natal dan Tahun Baru tersebut Polresta Samarinda mengerahkan 628 personel, sebanyak 270 personel di antaranya akan ditempatkan di 89 gereja dibantu 30 personel dari Kodim 0901 Samarinda.
Personel Polresta Samarinda juga akan disiagakan di enam pusat perbelanjaan, lima tempat rekreasi, 10 hotel, tujuh tempat hiburan serta Pertamina.
Selain personel TNI dan Polri serta berbagai instansi lainnya, pengamanan Natal juga melibatkan Banser NU dan pengamanan dari masing-masing gereja.
"Di setiap gereja kami akan menempatkan dua personel dibantu personel TNI," ujar Setyobudi.
Ia menegaskan akan menindak tegas siapa pun yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat di Kota Samarinda.
"Kami juga mengimbau jemaat yang akan melaksanakan misa saat Natal agar tidak membawa tas berukuran besar, sehingga proses pemeriksaan tidak harus dilakukan dua kali," kata Setyobudi.
Selain ancaman terorisme, kerawanan yang berpotensi timbul menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru adalah unjuk rasa, pencurian dengan pemberatan, serta pencurian kendaraan bermotor.
"Jadi, kami juga meminta masyarakat agar selalu menjaga keamanan di lingkungan masing-amsing sebab ancaman pencurian dengan pemberatan serta pencurian kendaraan bermotor sangat rawan terjadi menjelang Natal dan Tahun Baru," ujar Setyobudi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Ada informasi bahwa wilayah Kalimantan Timur menjadi salah satu target teroris sehingga bersama TNI dan masyarakat, kami akan meningkatkan dan memprioritaskan pencegahan aksi teror pada pengamanan Natal dan Tahun Baru," ujar Kapolresta Samarinda Komisaris Besar M Setyobudi Dwiputro, Rabu.
Apalagi tambahnya, saat ini kepolisian tengah menelusuri informasi adanya lima warga Samarinda berangkat ke Suriah serta memantau pergerakan sejumlah orang yang diduga terindikasi terkait kelompok teroris.
"Karena adanya informasi terkait ancaman teroris tersebut maka kami bersama Kodim 0901 Samarinda memperketat pengamanan, termasuk mengajak masyarakat agar meningkatkan partisipasi pada pengamanan Natal dan Tahun Baru," katanya.
Pada Operasi Lilin 2015, kata Setyobudi, konsentrasi pengamanan akan diprioritas di sejumlah gereja, objek vital, kawasan perbelanjaan, serta tempat-tempat rekreasi.
Pada pengamanan Natal dan Tahun Baru tersebut Polresta Samarinda mengerahkan 628 personel, sebanyak 270 personel di antaranya akan ditempatkan di 89 gereja dibantu 30 personel dari Kodim 0901 Samarinda.
Personel Polresta Samarinda juga akan disiagakan di enam pusat perbelanjaan, lima tempat rekreasi, 10 hotel, tujuh tempat hiburan serta Pertamina.
Selain personel TNI dan Polri serta berbagai instansi lainnya, pengamanan Natal juga melibatkan Banser NU dan pengamanan dari masing-masing gereja.
"Di setiap gereja kami akan menempatkan dua personel dibantu personel TNI," ujar Setyobudi.
Ia menegaskan akan menindak tegas siapa pun yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat di Kota Samarinda.
"Kami juga mengimbau jemaat yang akan melaksanakan misa saat Natal agar tidak membawa tas berukuran besar, sehingga proses pemeriksaan tidak harus dilakukan dua kali," kata Setyobudi.
Selain ancaman terorisme, kerawanan yang berpotensi timbul menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru adalah unjuk rasa, pencurian dengan pemberatan, serta pencurian kendaraan bermotor.
"Jadi, kami juga meminta masyarakat agar selalu menjaga keamanan di lingkungan masing-amsing sebab ancaman pencurian dengan pemberatan serta pencurian kendaraan bermotor sangat rawan terjadi menjelang Natal dan Tahun Baru," ujar Setyobudi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015