Jombang  (Antara Kalbar) - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memuji keluarga besar Gus Dur serta para pendiri Nahdlatul Ulama yang berperanan besar menanamkan pluralisme kebangsaan.

"Saya pikir di Indonesia sangat sulit ditemukan tiga generasi yang dihormati seluruh bangsa ini, Kiai Haji Hasyim Asyari, KH Wahid Hasyim, dan KH Abdurahman Wahid," kata JK dalam sambutannya saat peringatan keenam tahun wafatnya Abdurahman Wahid atau Gus Dur di Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur pada Sabtu petang.

Menurut JK, bangsa Indonesia patut memberikan penghargaan atas jasa pengabdian tiga generasi tersebut kepada Tanah Air.

Wapres juga mengatakan pemikiran pluralisme yang dituangkan oleh Gus Dur memiliki nilai yang penting terutama pada saat dunia Islam terpecah belah.

"Di sinilah pikiran-pikiran kemajemukan dan pluralisme dari Gus Dur selalu menjadi ingatan dan menjadi contoh ketauladanan bagaimana membina bangsa ini," kata JK.

Dalam sambutannya, Wapres menjelaskan penyiaran agama Islam di Indonesia dilakukan dengan cara-cara yang damai.

"Karena itu apa yang dipikirkan dan dijalankan oleh Gus Dur ialah mengimplementasikan pikiran-pikiran yang melekatkan bangsa ini," kata Wapres.

Tokoh masyarakat yang mengisi acara haul tersebut antara lain Pemimpin Pondok Pesantren Tebu Ireng Solahuddin Wahid, Pemimpin Pondok Pesantren Tambak Beras Jamaluddin Ahmad dan Pemimpin Pondok Pesantren Al Anwar Sarang, Kabupaten Rembang Maimun Zubair.

Sementara itu, Solahuddin atau yang dikenal sebagai Gus Solah mengatakan pesantrennya akan membangun Museum Asyari untuk mengenang perkembangan Islam di Indonesia.

"Akan ditampilkan juga bahwa Islam dibawa tanpa dukungan militer, tanpa dukungan politik dan tanpa menggunakan kekerasan. Kami sampaikan juga informasi mengenai pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua," kata Solahuddin.

Pewarta: Bayu Prasetyo

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015