Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalbar Gatot Rudiyono mengatakan, kelangkaan ikan yang terjadi disejumlah pasar yang ada di Kalbar disebabkan nelayan yang enggan melaut akibat kondisi cuaca yang tidak bersahabat.
"Makanya ikan susah dicari di pasar, dan kalaupun ada harganya cukup tinggi. Saat ini, banyak nelayan yang tak melaut sejak awal Desember dikarenakan gelombang tinggi dan diperkirakan kondisi ini terjadi hingga Februari tahun depan," kata Gatot di Pontianak.
Menurut Gatot, nelayan telah memprediksikan akan terjadi gelombang tinggi di penghujung dan awal tahun. Kondisi itu terjadi sejak bertahun-tahun lalu.
Namun, dari keterangan beberapa nelayan, mereka juga sudah mengantisipasinya dengan menabung sedikit hasil melaut di saat musim sedang bersahabat.
Terkait kondisi tersebut, pihaknya mencoba melakukan berbagai upaya agar nelayan tetap berpenghasilan ketika tak dapat melaut. Salah satunya dengan memberdayakan istri nelayan melalui budidaya ikan air tawar, selain itu, juga bekerjasama dengan instansi lainnya melalui peternakan ayam.
"Ikan-ikan tambak ini ini bisa dijual saat tak ada ikan tangkap. Saat ini ikan yang dijual di pasar tradisional sebagian besar ikan yang disimpan dan beku, tetapi, ikan-ikan tersebut merupakan ikan bagus yang layak di konsumsi," tuturnya.
Saat ini masih tersedia stok ikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kalbar sebanyak 400 ton. Gatot menambahkan total tangkapan ikan laut selama setahun pada 2015 mencapai 160 ribu on. Jumlah tersebut melebihi target yang sebesar 155 ribu ton.
Berdasarkan pantauan di beberapa pasar tradisional, sebagian ikan laut yang dijual terasa dingin saat dipegang. Harganya juga lebih mahal dari biasanya.
Misalnya ikan tenggiri di Pasar Flamboyan Pontianak. Sebelumnya dijual sekitar Rp55 ribu hingga Rp60 ribu perkilogram, tetapi sepekan terakhir melonjak menjadi Rp65 ribu hingga Rp70 ribu perkilogram.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015