Singkawang (Antara Kalbar) - Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Singkawang, meminta kepada pengusaha di kota itu bisa menurunkan harga-harga komoditas di pasaran, sehubungan dengan turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah pusat.

"Pada pukul 00:00 dini hari tadi, pemerintah pusat menurunkan harga BBM dan tarif Listrik. Untuk itu diharapkan para pengusaha dapat realistis dalam menghitung biaya yang dikeluarkan ditengah penurunan harga BBM yang ditetapkan pemerintah pusat," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Singkawang, Hendryan di Singkawang, Selasa.

Meski angkanya kecil, dia menilai, turunnya harga BBM harus juga diikuti penurunan harga-harga komoditas di pasaran. Karena, memiliki efek domino yang cukup besar terhadap penentuan harga di pasaran.

"Kalau harga BBM turun, tentu akan berdampak penurunan seluruh biaya produksi," katanya.

Tak hanya pada biaya produksi, lanjutnya, turunnya harga BBM juga akan mempengaruhi biaya transportasi. Jadi lanjutnya, pengusaha jangan hanya secara cepat menyesuaikan harga jika terjadi kenaikan harga BBM dengan menaikkan harga produknya.

"Ketika terjadi penurunan, pengusaha tak bereaksi untuk menurunkan harga komoditas di pasaran," jelasnya.

Dia berharap, pengusaha ataupun produsen harus tahu benar, sekecil apapun penurunan harga komoditas akan berdampak baik di masyarakat.

Penurunan harga BBM tersebut dilakukan oleh pemerintah pusat untuk menghindari kontroversi yang timbul di kalangan masyarakat terkait dana ketahanan energi. Terkait hal itu, maka pemerintah memutuskan akan terlebih dahulu memberlakukan harga baru BBM dengan tanpa menyertakan dana ketahanan energi.

Seperti yang diketahui, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengumumkan harga BBM terbaru yang telah dikurangi harga ketahanan energi.

"Kami sampaikan sesuai dengan harga keekonomisan harga solar turun dari Rp6.700 menjadi Rp5.650 per liter," katanya.

Selanjutnya harga kerosen tetap Rp2.500 per liter, harga premium non-Jawa Madura Bali turun dari Rp7.300 menjadi Rp6.950 per liter, premium di Jawa-Madura-Bali turun dari Rp7.400 menjadi Rp7.050 per liter.

"Di luar yang ditetapkan pemerintah, Pertamina juga akan menurunkan harga produk yang lain seperti pertalite turun dari Rp8.250 menjadi Rp7.900 per liter, pertamax DKI-Jabar turun dari Rp8.650 menjadi Rp8.500 per liter, dan pertamax Jateng-DIY turun dari Rp8.750 menjadi Rp8.600 per liter," katanya.

Selain itu pertamax Jatim turun dari Rp8.750 menjadi Rp8.600 per liter, pertamax plus DKI turun dari Rp9.650 menjadi Rp9.400 per liter, pertamax dex DKI turun dari Rp9.850 menjadi Rp9.600 per liter, dan solar NPSO turun dari Rp8.300 menjadi Rp8.050 per liter.

Sedangkan perubahan harga domestik gas meliputi elpiji 12 kg rata-rata nasional turun Rp5.800 per tabung sedangkan Jabodetabek turun Rp5.600, bright gas 12 kg rata-rata nasional turun Rp4.800 per tabung sedangkan Jabodetabek Rp4.600, bright gas 5,5 kg Jabodetabek turun Rp4.500 per tabung, ease gas 9 kg Jabodetabek turun Rp5.000 per tabung, ease gas 12 kg Jabodetabek turun Rp6.000 per tabung, ease gas 14 kg Jabodetabek turun Rp8.000 per tabung, dan elpiji 6 kg rata-rata nasional turun Rp2.000 per tabung. 

(KR-RDO/N005)

Pewarta: Rudi dan Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016