Pontianak  (Antara Kalbar) - Anna salah seorang peserta Program Pertukaran Pemuda Indonesia-Australia (PPIA) 2015-2016 menyatakan kekagumannya terhadap kebersihan Kota Pontianak, sehingga dia dan teman-temannya betah selama berada di Pontianak.

"Selama satu bulan berada di Pontianak untuk menjalani program fase perkotaan, saya merasa betah berada di Pontianak, karena kotanya bersih, dan masyarakatnya ramah," kata Anna di Pontianak, Senin.

Selain kagum dengan kebersihan kota yang berusia 244 tahun ini, Anna juga merasa terhibur dengan banyaknya tempat-tempat nongkrong seperti cafe-cafe atau warung kopi (warkop), karena di kota asalnya, pukul 17.00 waktu setempat, cafe-cafe banyak yang sudah tutup.

"Pontianak begitu hidup dan ramai karena banyaknya warkop, yang masih banyak buka hingga larut malam," ungkapnya.

Selama menjalani program PPIA fase perkotaan, Anna bersama rekan-rekannya mengikuti program magang kerja di berbagai kantor instansi dan lembaga, baik pemerintahan maupun swasta yang ada di Kota Pontianak.

Anna mendapat kesempatan magang di Stasiun RRI Pontianak. Ia bahkan beberapa kali menjadi penyiar selama magang di radio milik pemerintah tersebut. Kendati pada mulanya ia mengaku gugup ketika pertama kali siaran, namun lambat laun dirinya sudah terbiasa menjadi penyiar.

"Pertama saya memang sedikit gugup, tetapi waktu datang ke RRI saya merasa sangat diterima karena seluruh awak RRI yang sangat ramah. Sangat seru jadi penyiar, malah teman-teman saya di Australia bisa mendengar saya siaran melalui radio streaming," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengatakan, sebagai tuan rumah, pihaknya mendapat pengalaman dan kesan yang positif dari kedatangan peserta pertukaran pemuda tersebut.

"Saya harap, dengan adanya kegiatan ini dapat menginspirasi dan memacu para pemuda di Kota Pontianak untuk terus maju," katanya.

Selain itu, Edi menambahkan, Kementerian Pemuda dan Olahraga RI sebagai penyelenggara dapat melaksanakan kegiatan ini secara berkelanjutan. Tidak hanya Australia saja, akan tetapi beberapa negara sahabat lainnya juga bisa diajak kerja sama guna melaksanakan program pertukaran pemuda itu.

"Apalagi saat ini merupakan era globalisasi antar negara sudah tidak ada lagi batasan, semua bisa berkolaborasi," ujarnya.



Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016