Tayan Hilir (Antara Kalbar) - Puluhan penambang dan pemilik motor klotok yang melayani penyeberangan Pedalaman-Piasak di Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau mendatangi jembatan Kapuas Tayan, Jumat siang.
    Kedatangan para penambang dan pemilik motor klotok ini mempertanyakan perihal di buka-tutupnya plang (pagar) larangan melintas di jembatan itu. Sebab, dalam kurun waktu dua hari belakangan ini, banyak sepeda motor yang melewati jembatan itu. Mirisnya, jembatan itu belum diresmikan penggunaannya.
    "Ya, tadi kami ke jembatan, semua pemilik dan penambang motor klotok di Dusun Piasak dan Dusun Pedalaman. Kita hanya mempertanyakan, kenapa buka-tutup plang atau pagar itu larangan di jembatan itu. Kalau mau ditutup, ya tutup total lah. Dan kalau mau dibuka, buka saja sekalian. Tapi ingat, jembatan itu belum dilaksanakan peresmian," ujar Sugianto salah seorang pemilik motor klotok via telepon selulernya.
    Pria yang juga Ketua RT 11 di Dusun Piasak  ini mengakui dengan ulah buka-tutup plang jembatan itu, penghasilan mereka sangat berkurang. Sebab, pengendara sepeda motor, jelas akan lebih memilih melewati jembatan itu, ketimbang menumpang motor klotok.     "Bayangkan Bang, sudah tiga hari ini kami tidak ada penghasilan. Saya beli solar Rp100 ribu, dapatnya hanya Rp50 ribu," pria yang akrab disapa Sugeng itu.
    Sugeng sangat mendukung pembangunan Jembatan Kapuas Tayan tersebut, karena sangat memperlancar urat nadi akses transportasi. Hanya saja, mereka berharap saat-saat belum diresmikan penggunaan jembatan itu, hendaknya jangan dilaksanakan buka-tutup.  
    "Kita sangat mendukung adanya jembatan itu. Tapi tolong lah, jangan buka-tutup demikian. Kasih kesempatan kami mencari rezeki saat menjelang jembatan itu dibuka secara resmi nanti. Bayangkan saja, kami harus mencari pekerjaan lain dan bahkan nantinya motor klotok ini akan kami jual, karena sepi penumpang, jika jembatan itu sudah di buka secara resmi," paparnya.
    Sugeng menegaskan, pihaknya dan masyarakat Dusun Piasak dan Dusun Pedalaman sudah bersepakat, jika jembatan itu masih dilaksanakan buka-tutup maka pihaknya akan menghentikan penyeberangan kapal ferry milik ASDP dan dua armada pelabuhan khusus (pelsus) yang melayani penyeberangan mobil di wilayah tersebut.
    "Kita sudah sepakat, untuk menghentikan pelayanan penyebarangan kapal ferry, ponton milik PT SJAL dan CV ATP, untuk apa beroperasi lagi. Lebih bagus mobil dan angkutan alat berat serta kontainer lewat jembatan semua. Jangan ada buka tutup lagi seperti sekarang ini," tegasnya.
    Untuk itu, Sugeng berharap Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Jakarta, untuk berlaku tegas dan konsisten. Jika memang belum bisa dilewati, hendaknya membuat larangan yang tegas.     "Kita minta pemerintah atau yang bertanggungjawab terhadap jembatan ini bisa tegas. Kalau mau dibuka, buka saja dan jika mau tutup, maka harus ditutup total," pungkasnya.
    Terpisah Kepala Desa Pedalaman, Sunarto membenarkan, adanya aspirasi dan keluhan warganya, terkait buka-tutupnya pagar larangan melintas di jembatan Kapuas Tayan tersebut. "Ya, aspirasi sekalian keluhan warga selaku pemilik motor klotok demikian. Mereka ada mendatangi jembatan menyampaikan keluhan tersebut," ujarnya.
    Upaya konfirmasi gagal dilaksanakan karena tak berhasil menghubungi pejabat Kementerian Pekerjaan Umum yang berwenang atas keberadaan Jembatan Kapuas Tayan tersebut.

Pewarta: M Khusyairi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016