Sekadau ( Antara Kalbar ) - Bupati Sekadau Rupinus mengimbau agar masyarakat lebih peduli dengan sampah dan harus diedukasi agar malu membuang sampah sembarangan.
"Perilaku membuang sampah harus dilakukan dari hulu ke hilir, dan di setiap penjuru. Harus menumbuhkan rasa malu membuang sampah di sembarang tempat, dan ini adalah salah satu dan saat yang tepat untuk revolusi mental," kata Bupati Rupinus.
Saat ini, Sampah yang dihasilkan di kota Sekadau saja bisa mencapai lebih kurang 6-7 ton perhari. "Dan itu ada diantaranya sampah anorganik dan berbahan dasar plastik. Ingat, sampah plastik biasanya terurai antara 500-1.000 tahun ke depan," kata Mantan Camat Mahap itu melalui pesan singkatnya (21/2).
Dia menuturkan, sampah memang bukan persoalan kecil di Sekadau, dan mungkin ada diantara kita yang tidak mampu mengelola sampahnya sendiri, lalu membuangnya ke sungai. Sehingga aliran sungai lambat laun akan terhambat dan bisa menjadi bencana bagi kita yang diwariskan ke anak cucu kita dikemudian harinya.
"Mumpung belum terlambat, mungkin ini saatnya kita belajar membuang sampah pada tempatnya. Hal itu bukan merugikan kita, tapi dengan lingkungan yang bersih tak ada sampah, kita pun akan merasa nyaman untuk tinggal. Bukan kita siapa lagi yang peduli dengan sampah yang kita hasilkan," tutupnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Perilaku membuang sampah harus dilakukan dari hulu ke hilir, dan di setiap penjuru. Harus menumbuhkan rasa malu membuang sampah di sembarang tempat, dan ini adalah salah satu dan saat yang tepat untuk revolusi mental," kata Bupati Rupinus.
Saat ini, Sampah yang dihasilkan di kota Sekadau saja bisa mencapai lebih kurang 6-7 ton perhari. "Dan itu ada diantaranya sampah anorganik dan berbahan dasar plastik. Ingat, sampah plastik biasanya terurai antara 500-1.000 tahun ke depan," kata Mantan Camat Mahap itu melalui pesan singkatnya (21/2).
Dia menuturkan, sampah memang bukan persoalan kecil di Sekadau, dan mungkin ada diantara kita yang tidak mampu mengelola sampahnya sendiri, lalu membuangnya ke sungai. Sehingga aliran sungai lambat laun akan terhambat dan bisa menjadi bencana bagi kita yang diwariskan ke anak cucu kita dikemudian harinya.
"Mumpung belum terlambat, mungkin ini saatnya kita belajar membuang sampah pada tempatnya. Hal itu bukan merugikan kita, tapi dengan lingkungan yang bersih tak ada sampah, kita pun akan merasa nyaman untuk tinggal. Bukan kita siapa lagi yang peduli dengan sampah yang kita hasilkan," tutupnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016