Sintang (Antara Kalbar) - SMKN 1 Sintang  membeberkan persiapan peserta didik dalam Ujian Nasional (UN) beberapa waktu ke depan. "Saya yakin seluruh siswa kelas XII siap 100 persen persen," kata Maria Victoria, Kepala SMKN 1 Sintang.
    Di sekolah tersebut, tes akhir akan menggunakan komputer. Sejak awal, mereka sudah melakukan berbagai persiapan. Seperti proses verifikasi dari sumber daya manusia (SDM) yakni proktor atau teknisi dan pengawas yang mengerti teknologi informasi semua sudah siap.
    Selain itu laboratorium komputer utama yang seharusnya disiapkan sebanyak empat ruang untuk tahun ini ditambah satu ruang lagi. "Untuk antisipasi kalau terjadi hal-hal yang tak diinginkan nanti," kata Maria.
    Pada kesempatan itu persiapan yang tak kalah penting dilakukan pihaknya ialah masalah listrik dan jaringan internet. Ia menyatakan telah menyurati PLN dan PT Telkom agar pada pelaksanaan UNBK mendatang tak terjadi gangguan. "Karena menggunakan komputer jadi listrik harus standby terus online lagi kan jaringan harus stabil," harapnya.
    Untuk menguatkan surat tersebut Maria bahkan mengaku meminta langsung ke pemerintah kabupaten dan Komisi C DPRD Kabupaten Sintang untuk ikut menyurati dua pihak tersebut.
    Mengenai sarana vital yakni komputer diakui Maria memang tak bisa mencukupi sesuai jumlah siswa yang melaksanakan ujian. Sebanyak 160 unit komputer siap pakai ditambah cadangan sebanyak 20 unit akan digunakan oleh 470 siswa. "Karena keterbatasan tersebut siswa yang ujian akan dibagi menjadi tiga shift. Dua jam pertama shift pertama kemudian istirahat dilanjutkan dua jam berikutnya hingga habis tiga shift," imbuhnya.
    Ditanya mengenai keamanan soal jika dikerjakan tak serempak, Maria meyakini tak akan jadi masalah. Dijelaskan Maria setiap anak memiliki token masing-masing yang tidak akan bisa diakses oleh siapapun bahkan pengawas dan guru langsung.
    "Jadi setelah shift pertama mengerjakan soalnya proktor yang akan login ke pusat mengirimnya. Pada proses itu maka semua akses ditutup dan datanya sudah tidak ada lagi di komputer tersebut. Kemudian baru ada soal baru lagi yang hanya diakses oleh siswa yang memiliki nomor sesuai soal tersebut," paparnya.
    Selain itu dikatakan Maria soal tiap anak juga berbeda. Dengan banyaknya proses dalam pengerjaan soal UNBK itu diyakini Maria meminimalisir kebocoran soal dan upaya mencontek antar siswa. "Bahkan pengawas, proktor dan teknisi tak tahu sama sekali. Pengawas itu harus ada karena Standar Operasional Pelaksanaan (SOP) nya harus seperti itu tapi tugas mereka lebih ringan karena hanya mengawasi saja," pungkasnya

Pewarta: Faiz

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016