Sungai Raya, Kalbar (Antara Kalbar) - Kementerian Pariwisata RI menggelar bimbingan teknis manajemen destinasi pariwisata kota pusaka di Singkawang untuk meningkatkan kunjungan wisatawan di kota tersebut.

    "Bimtek ini merupakan program pusat yang baru pertama kali dilakukan di Kalimantan Barat, khususnya di Singkawang. Kota Singkawang ini termasuk dari 30 jaringan kota pusaka di Indonesia," kata Kepala Bidang Tata Kelola Destinasi Pariwisata Khusus Kementerian Pariwisata, Kusnoto di Singkawang, Rabu.

    Pada tahun 2016, pihaknya melakukan bimtek dari kementerian dengan destinasi di lima jaringan kota pusaka, yakni Cirebon, Solo, Jogjakarta, Padang, dan Singkawang.

    Menurutnya, terpilihnya Singkawang sebagai kota pusaka, lantaran memiliki potensi seperti keraton, peninggalan bangunan kuno peninggalan zaman Belanda. Selain itu, masyarakat di Singkawang banyak yang berdagang dari Tiongkok dan menyebar ke berbagai belahan dunia sehingga mempunyai keunikan tersendiri.

    "Sehingga budaya ini kedepannya nanti bisa diusulkan ke Unesco bantuan dunia," ujarnya.

    Ia menegaskan, segala hal yang menyangkut pariwisata tidak akan bisa berjalan sendiri sehingga harus melibatkan semua sektor (multi sektor). Kemudian, dalam mengelola pariwisata tentunya harus berkolaborasi bersama SKPD terkait termasuk tokoh masyarakat, budayawan, asosiasi pariwisata dan masyarakatnya sendiri.

    "Sehingga, pariwisata itu jangan hanya dipandang sempit, bahwa pariwisata itu hanya punya hotel, punya orang-orang mampu yang bisa ini dan itu, tentunya tidak," ungkapnya.

    Sebenarnya, lanjut Kusnoto, pariwisata itu adalah milik kita semua. Sehingga, dengan rasa memiliki itulah yang perlu kita kembangkan. Disamping itu, pihaknya ingin menghilangkan ego sektor, lantaran selama ini jalan masing-masing.

    "Baik itu SKPD terbaik, pengusaha, rata-rata jalan sendiri. Itulah yang akan kita unggah," katanya.

    Di Kota Singkawang, katanya, dulu juga pernah ada jaringan kota kreatif. Dari kreatif-kreatif itulah, yang akan pihaknya kembangkan di Singkawang. Misalnya, di Singkawang inikan ada bangunan kuno peninggalan Belanda.

    "Kalau kita memang kreatif, bangunan kuno itu bisa kita manfaatkan untuk kuliner. Nanti pelayannya kita suruh pakai pakaian Belanda. Terus orang mau selfi boleh juga, pakai pakaian Belanda. Bisa menarik kan," ungkapnya.

Pewarta: Rendra Oxtora dan Rudi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016