Sintang (Antara Kalbar) - Suwardi tampak tergopoh-gopoh keluar dari jalan alternatif di ruas Buluh Kuning-Bedayan Kecamatan Sepauk. Kondisi jalan kabupaten yang rusak membuat warga Bedayan ini terpaksa melewati jalan alternatif yang penuh semak.
    
"Jalan Cendol" begitu warga setempat menyebut kondisi jalan Buluh Kuning-Bedayan yang rusak parah. Lubang dalam menganga disana sini. Bahkan saking banyaknya, seolah tak ada jalan keluar bagi pengendara. Yang tampak, hanyalah tanah kuning berlumpur.  
   
"Sebenarnya, kalau jalannya bagus, membawa sembako dari Buluh Kuning ke Bedayan  hanya 20 menit saja. Tapi karena jalan rusak, perjalanan bisa seharian, bahkan lebih. Karena harus antre dengan kendaraan lain yang banyak terjebak," kata Suwardi disela kunjungan Komisi B DPRD Sintang.
   
Suwardi menyebut, rusaknya jalan tak hanya berpengaruh pada putusnya transportasi. Tetapi juga mahalnya sembako. Sembako mahal karena pedagang harus menyewa mobil dua gardan dengan harga Rp1,2 juta dari Simpang Manis Raya menuju Bedayan untuk mengangkut sembako.
   
"Tak hanya sembako, bensin juga mahal. Harganya Rp10 ribu per liter, kalau Solar Rp9 ribu per liter," bebernya.
   
Akibat jalan rusak, warga gotong royong membuat jalur alternatif. Tapi hanya bisa dilewati sepeda motor. "Yang lewat harus membayar. Jumlahnya tidak ditentukan, seikhlasnya saja," sambungnya.
   
Ia mengatakan, titik kerusakan jalan di ruas Buluh Kuning-Bedayan jumlahnya tak terhitung. "Karena sebagian besar jalan rusak parah hingga ke Desa Bedayan," sambungnya.
   
Ertok Maulana, Kepala Desa Bedayan mengatakan ruas jalan yang rusak parah sudah terjadi setahun terakhir. "Kami sudah sering menyampaikan keluhan ke pemerintah. Pemerintah sempat sempat memperbaikinya, tapi rusak lagi," bebernya.
 
Perbaikan jalan yang rusak, kata Ertok, sempat dibantu perusahaan. Tapi karena kerusakan makin parah, perusahaan angkat tangan. Ia berharap, datangnya Komisi B DPRD Sintang ke lapangan bisa berdampak lebih baik pada perbaikan jalan.
  
Ketua Komisi B DPRD Sintang, Harjono mengatakan jalan Buluh Kuning-Nanga Pari pernah dianggarkan dalam APBD tahun 2014 sebesar Rp1,6 miliar. Namun, karena ruas yang ditangani cukup panjang, perbaikan jalan tidak optimal. Akibatnya sejumlah titik jalan rusak lagi. Salah satunya akses menuju Bedayan. "Jalan rusak karena tak hanya dilewati oleh masyarakat. Tapi juga oleh perusahaan yang mengangkut sawit. Ketika rusak, tidak ada andil perusahaan untuk memperbaiki," katanya.
   
Pria yang akrab disapa Bejang ini menuturkan, ruas jalan yang dimaksud juga sudah dianggarkan lagi dalam APBD tahun 2015 sebesar Rp4 miliar. "Saya kira, jumlah itu tak cukup. Setelah kami lihat, kerusakan jalan sangat parah," katanya.

Pewarta: Faiz

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016