Sekadau (Antara Kalbar) - Banjir yang menerjang pesisir Sungai kapuas di Kabupaten Sekadau membuat aktivitas ponton penyebrangan di Sunyat ke Sungai Asam di Kecamatan Belitang Hilir Kabupaten Sekadau, tersendat.
Rumah warga yang berdekatan dengan jalan turun naik ponton saat ini kerap diterjang gelombang tug boat, sehingga atas izin pihak terkait maka aktivitas dipindahkan ke dermaga yang belum diserahkan ke pemkab dari Pemprov Kalimantan Barat.
Komisi B DPRD Sekadau minggu depan akan turun ke lapangan melihat langsung kondisi tersebut.
"Bagaimana ini, belum dilintasi berbulan saja sudah rusak jalan menuju dermaga. Kalau sampai aktivitas turun naik kendaraan melalui dermaga ini nanti nya, tentu akan menyulitkan kendaraan," ungkap Ace Sudirman, warga Sungai Ayak, Kamis yang kebetulan melintas di dekat dermaga penyebrangan Sungai Asam itu.
Pantauan di lapangan, ada tiga titik yang sudah berlubang di jalan di dalam kawasan dermaga tersebut akibat dilintasi kendaraan dengan muatan berat.
Tampak jelas jika beberapa bagian jalan yang rusak itu terkesan mengecat tanah saja menjadi warna hitam, agar seperti di aspal.
"Pihak terkait musti turun dan lihat, ini menelan biaya miliaran rupiah masa tak tahan dengan tonase yang melintas dalam tiga hari. Kalau tidak ditindaklanjuti, tentulah akan merugikan semua pihak, mulai dari keuangan daerah hingga warga yang melintasinya," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
Rumah warga yang berdekatan dengan jalan turun naik ponton saat ini kerap diterjang gelombang tug boat, sehingga atas izin pihak terkait maka aktivitas dipindahkan ke dermaga yang belum diserahkan ke pemkab dari Pemprov Kalimantan Barat.
Komisi B DPRD Sekadau minggu depan akan turun ke lapangan melihat langsung kondisi tersebut.
"Bagaimana ini, belum dilintasi berbulan saja sudah rusak jalan menuju dermaga. Kalau sampai aktivitas turun naik kendaraan melalui dermaga ini nanti nya, tentu akan menyulitkan kendaraan," ungkap Ace Sudirman, warga Sungai Ayak, Kamis yang kebetulan melintas di dekat dermaga penyebrangan Sungai Asam itu.
Pantauan di lapangan, ada tiga titik yang sudah berlubang di jalan di dalam kawasan dermaga tersebut akibat dilintasi kendaraan dengan muatan berat.
Tampak jelas jika beberapa bagian jalan yang rusak itu terkesan mengecat tanah saja menjadi warna hitam, agar seperti di aspal.
"Pihak terkait musti turun dan lihat, ini menelan biaya miliaran rupiah masa tak tahan dengan tonase yang melintas dalam tiga hari. Kalau tidak ditindaklanjuti, tentulah akan merugikan semua pihak, mulai dari keuangan daerah hingga warga yang melintasinya," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016