Nanga Pinoh (Antara Kalbar) - Dalam sosialisasi edukasi penanggulangan rabies yang dilaksanakan Disnakeswan Provinsi Kalbar, Rabu di desa Batu Buil, Kecamatan Belimbing, tak hanya orang dewasa yang diundang tapi juga para pelajar sekolah dasar.

    Alasannya, selain karena anak-anak mudah berkomunikasi dan menyampaikannya pada rekannya, resiko serangan gigitan anjing gila juga banyak menyasar pada anak-anak.

    "Anak-anak ini paling beresiko terkena gigitan anjing. 70 persen korban gigitan adalah anak-anak," kata Kadisnakeswan Kalbar, Abdul Manaf.

    Keterlibatan anak-anak dalam sosialisasi edukasi zoonosis, kata Manaf diharapkan bisa semakin memperluas informasi bahaya rabies serta cara penanggulangannya. Anak-anak dalam pergaulanya akan lebih mudah menyampaikan informasi ini terhadap rekan-rekannya maupun orang tuanya.

    "Ini cukup efektif bagi saya, kalau orang tua kan banyak kesibukannya," katanya.

    Dalam sosialisasi yang digelar di SD Negeri 28 Batu Buil tersebut, Disnakeswan juga memutar video tentang kondisi penderita pasien yang terkena virus rabies. Manaf juga menyampaikan teknis dan SOP penanganan bila di suatu daerah positif ditemukan rabies.

    "Nah, kebetulan di sini (di desa Batu Buil) juga ada seorang anak yang menjadi korban gigitan anjing pada bagian mulut," terangnya.

    Staf Ahli Bupati Melawi, Syamsul Arifin yang hadir dalam kesempatan tersebut mengungkapkan bahwa Pemkab Melawi sudah berupaya menekan kasus rabies dengan mengoptimalkan vaksinasi pada hewan peliharaan seperti anjing serta sosialisasi pada masyarakat.

    "Kita juga sudah menurunkan petugas vaksinasi ke lapangan. Sekarang sudah ada kasus gigitan di Melawi sudah menurun jauh," ungkapnya.

Pewarta: Susila

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016