Pontianak (Antara Kalbar) - Anggota DPR RI Erma Suryani Ranik mengatakan, pemerintah pusat telah menyiapkan anggaran sebesar Rp178 miliar untuk tahap awal pembangunan bandara di Kota Singkawang.
"Di tingkat pusat, alokasi pendanaan untuk lahan bandara sudah disiapkan termasuklah untuk pembebasan lahannya. Ada sekitar Rp178 miliar untuk tahap awal pembebasan lahan," katanya, saat reses di Singkawang, Selasa.
Hanya saja, di dalam pembangunannya, kata Erma, ada beberapa persoalan yang dihadapi Pemerintah Kota Singkawang.
Persoalan itu, kata Erma, pertama, tentang letak lahan bandara. Sebelumnya letak lahan Bandara itu adalah di Singkawang Utara namun berubah di Pangmilang Kecamatan Singkawang Selatan, ketika Hasan Karman menjabat sebagai Wali Kota Singkawang.
"Jadi permasalahannya, ada perubahan letak Bandara pada masa pemerintahan pertama dan kedua," tuturnya.
Kemudian, permasalahan yang kedua, adalah persoalan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di lahan Bandara yang sekarang. Dan yang ketiga, tanah untuk pembangunan Bandara juga bermasalah, yang mana tanahnya sudah diambil alih oleh pengusaha.
"Kami ingin Pemkot Singkawang bisa menyelesaikan persoalan ini, agar rencana pembangunan bandara itu bisa segera direalisasikan" tuturnya.
Dirinya khawatir, niat baik Pemkot Singkawang nantinya akan berujung ke masalah hukum. "Oleh karena itulah, saya minta selesaikan persoalan-persoalan ini dengan sebaik mungkin," katanya.
Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Singkawang, Syech Bandar, sebelumnya mengatakan Bandara Negara harus jadi, minimal progresnya sudah ada.
"Begitu masa kepemimpinan Awang Ishak habis, jadi tinggal dilanjutkan oleh kepemimpinan yang baru," katanya. Menurut dia, Bandara Negara bukanlah bandar udara Kalimantan Barat (Kalbar), Singkawang, maupun Bengkayang. Tapi, Bandara Negara yang letaknya di Singkawang.
Sekarang ini, dikemukakannya, sudah memasuki tahap pembebasan lahan. "Yang jelas, tahap demi tahap akan kita ekspos, supaya masyarakat tahu perkembangan pembangunan Bandara Negara ini," ujarnya. Dalam waktu dekat, pihaknya juga akan segera berkoordinasi dengan PLN terkait adanya tiang Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di lahan pembangunan Bandara Negara.
Syech Bandar menyebutkan, untuk memindahkan semua tiang SUTT itu tentunya memerlukan biaya yang sangat besar, yakni Rp40 miliar lebih.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Di tingkat pusat, alokasi pendanaan untuk lahan bandara sudah disiapkan termasuklah untuk pembebasan lahannya. Ada sekitar Rp178 miliar untuk tahap awal pembebasan lahan," katanya, saat reses di Singkawang, Selasa.
Hanya saja, di dalam pembangunannya, kata Erma, ada beberapa persoalan yang dihadapi Pemerintah Kota Singkawang.
Persoalan itu, kata Erma, pertama, tentang letak lahan bandara. Sebelumnya letak lahan Bandara itu adalah di Singkawang Utara namun berubah di Pangmilang Kecamatan Singkawang Selatan, ketika Hasan Karman menjabat sebagai Wali Kota Singkawang.
"Jadi permasalahannya, ada perubahan letak Bandara pada masa pemerintahan pertama dan kedua," tuturnya.
Kemudian, permasalahan yang kedua, adalah persoalan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di lahan Bandara yang sekarang. Dan yang ketiga, tanah untuk pembangunan Bandara juga bermasalah, yang mana tanahnya sudah diambil alih oleh pengusaha.
"Kami ingin Pemkot Singkawang bisa menyelesaikan persoalan ini, agar rencana pembangunan bandara itu bisa segera direalisasikan" tuturnya.
Dirinya khawatir, niat baik Pemkot Singkawang nantinya akan berujung ke masalah hukum. "Oleh karena itulah, saya minta selesaikan persoalan-persoalan ini dengan sebaik mungkin," katanya.
Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Singkawang, Syech Bandar, sebelumnya mengatakan Bandara Negara harus jadi, minimal progresnya sudah ada.
"Begitu masa kepemimpinan Awang Ishak habis, jadi tinggal dilanjutkan oleh kepemimpinan yang baru," katanya. Menurut dia, Bandara Negara bukanlah bandar udara Kalimantan Barat (Kalbar), Singkawang, maupun Bengkayang. Tapi, Bandara Negara yang letaknya di Singkawang.
Sekarang ini, dikemukakannya, sudah memasuki tahap pembebasan lahan. "Yang jelas, tahap demi tahap akan kita ekspos, supaya masyarakat tahu perkembangan pembangunan Bandara Negara ini," ujarnya. Dalam waktu dekat, pihaknya juga akan segera berkoordinasi dengan PLN terkait adanya tiang Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di lahan pembangunan Bandara Negara.
Syech Bandar menyebutkan, untuk memindahkan semua tiang SUTT itu tentunya memerlukan biaya yang sangat besar, yakni Rp40 miliar lebih.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016