Putussibau (Antara Kalbar) - Masyarakat Suku Dayak Kapuas Hulu, saat ini memasuki masa "Gawai Dayak" yang biasanya dilaksanakan setiap tahun pada bulan Mei hingga Juli atau setelah musim panen.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kapuas Hulu, Antonius di Putussibaau, Minggu menjelaskan Gawai Dayak salah satu ucapan rasa syukur masyarakat Suku Dayak kepada Tuhan, atas hasil panen pertanian masyarakat setempat.

"Saat ini Suku Dayak di Kapuas Hulu memasuki Gawai Dayak atau Dange, yang memang rutin di laksanakan masyarakat suku Dayak, dalam mengungkapkan rasa syukur," ucapnya.

Menurut dia, pelaksanaan Gawai Dayak itu belum dilakukan secara terpusat, namun masih diselenggarakan oleh masing-masing daerah sesuai adat istiadat sub suku dayak yang ada di Kapuas Hulu.

Perayaan Gawai Dayak masing-masing sub suku Dayak berbeda-beda, sesuai adat istiadat dan budayanya.

Ia menambahkan untuk di Kapuas Hulu banyak sub suku Dayak diantaranya, Dayak Tamambaloh, Dayak Taman Kapuas, Dayak Iban, Dayak Kayan, Dayak Kantuk, Dayak Punan, Dayak Bukat, dan masih banyak lagi sub suku dayak di Kapuas Hulu.

Sementara itu, Bupati Kapuas Hulu Abang Muhammad Nasir mengungkapkan Pemerintah Daerah sangat mendukung Gawai Dayak tersebut. Menurutnya, ungkapan rasa syukur tersebut merupakan keharusan setiap umat.

Sebagai umat beriman rasa syukur itu patut kita sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, seperti halnya yang dilakukan dalam Gawai Dayak, ucap Nasir ketika membuka Gawai Dayak Nasrani di Kecamatan Batang Lupar, Kapuas Hulu Kalimantan Barat.

Ia berharap melalui moment Gawai Dayak tersebut dapat mengali potensi budaya local yang harus terus dilestarikan, seperti pangka gasing,dan menyumpit.

Kedepan Gawai Dayak ini juga bisa dilaksanakan di tingkat kabupaten, maupun di tingkat Provinsi bahkan nasional sebab melalui Gawai Dayak itu dapat mengangkat budaya local yang bisa dikenal masyarakat luas, katanya.

(KR-TFT/M019)

Pewarta: Timotius

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016