Pontianak (Antara Kalbar) - Kepolisian Resor Singkawang, Kalimantan Barat, melibatkan sebanyak 50 personil dalam Operasi Patuh Kapuas tahun 2016.

"Operasi ini melibatkan sebanyak 50 personil. Dan digelar selama 14 hari yang dimulai pada 16 sampai 29 Mei 2016," kata Kapolres Singkawang, AKBP Sandi Alfadien Mustofa, di Singkawang, Senin.

Sandi menjelaskan, operasi itu mengedepankan fungsi dari Satlantas sebagai pembina fungsi keamanan, kelancaran dan ketertiban berlalu lintas.

"Jadikan keamanan berlalu lintas sebagai kebutuhan dalam berkendara dan jadilah pelopor keselamatan berlalu lintas," tuturnya.

Menurutnya, operasi patuh yang digelar secara serentak di seluruh Indonesia itu, bertujuan untuk menciptakan kondisi keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas, meningkatkan disiplin masyarakat dalam berlalu lintas dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian.

"Operasi Patuh Kapuas ini merupakan salah satu upaya kepolisian untuk menjalin kemitraan polisi dan masyarakat serta meningkatkan disiplin masyarakat dalam berlalu lintas dan untuk menekan angka kecelakaan yang semakin meningkat," kata Sandi.

Operasi itu, lanjutnya, lebih mengedepankan tindakan preemptif, preventif dan Humanis serta penegakan hukum akan dilakukan terhadap jenis pelanggaran yang berakibat fatal dan secara kasat mata.

"Seperti pengendara yang tidak menggunakan helm standar, berboncengan lebih dari satu orang, tanpa kaca spion dan sebagainya," katanya.

Ditempat yang sama, Kasat Lantas Polres Singkawang, Iptu Fauzan, sebelumnya mengatakan jika pihaknya akan meluncurkan badut naga pada saat menggelar razia operasi patuh.

Diluncurkannya badut naga itu, untuk mensosialisasikan kepada masyarakat untuk selalu tertib dalam berlalu lintas. Sehingga, manfaat dan Kamseltibcar dapat dirasakan oleh masyarakat.

Terlebih permasalahan lalu lintas khususnya lalu lintas jalan-jalan raya semakin hari semakin berkembang seiring dengan berkembangnya jumlah kendaraan bermotor dan populasi jumlah penduduk yang memerlukan alat transportasi sebagai sarana mobilitas dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Sehingga masalah lalu lintas semakin hari permasalahannya semakin kompleks. "Intinya kita memberikan pelayanan yang prima ke masyarakat, dengan mengedepankan humanis kepada pengendara yang ada di jalan," ujarnya.

Setelah kegiatan operasi patuh, badut naga ini juga akan tetap diturunkan dalam kegiatan-kegiatan lalu lintas seperti kegiatan "Police Goes to School" dalam rangka pengenalan dini terhadap berlalu lintas.


(U.KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016