Pontianak (Antara Kalbar) - Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis, menekankan pentingnya membangun karakter bangsa menuju kemandirian, dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-108 di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.
"Hal ini seperti disampaikan Proklamator dan Presiden pertama RI, Soekarno. Membangun suatu negara, membangun ekonomi, membangun teknik, membangun pertahanan, adalah pertama-tama dan pada tahap utamanya, membangun jiwa bangsa. Dalam hal ini, tentu keahlian perlu, tapi keahlian saja tanpa dilandaskan pada jiwa yang benar, tidak akan dapat mungkin mencapai tujuannya," kata Cornelis saat memimpin upacara peringatan hari Kebangkitan Nasional, di halaman Kantor Gubernur Kalbar di Pontianak, Jumat.
Pada peringatan Harkitnas yang mengambil tema Mengukit makna kebangkitan nasional dengan mewujudkan Indonesia yang bekerja nyata, mandiri dan berkarakter" tersebut diikuti jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Provinsi Kalbar, TNI/Polri, ormas, organisasi kepemudaan, mahasiswa, serta perwakilan siswa SMA se Kota Pontianak, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalbar Frederika, dan Wakil Ketua Tim Pengegrak PKK, Karyanti Sanjaya.
Saat membacakan sambutan tertulis Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, Cornelis mengingatkan bagi yang mengemudikan jalannya bahtera pemerintahan agar menyelenggarakan proses-proses secara lebih efisien, dengan memangkas segala proses yang pelayanannya berbelit-belit dan berkepanjangan tanpa alasan jelas.
"Membangun proses lebih transparan dengan memberikan layanan tepat waktu sesuai jangka waktu yang telah dijanjikan," katanya mengutip sambutan menteri.
Melalui sambutan tersebut, juga mengajak anak bangsa untuk memenangkan persaingan global menjadi bangsa yang kompetitif, sehingga perlu kerja nyata, kemandirian dan karakter yang menjadi kunci.
Sehingga bisa terwujud apa yang dicita-citakan Ir Soekarno dengan semangat Trisaktinya, berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
"Sekarang bukan saatnya mengembangkan wacana yang seremonial dan tidak produktif, tapi harus lebih berinisiatif, bukan hanya mempertahankan dan membenarkan cara-cara lama sebagaimana yang dipraktekkan selama ini. Kita harus membiasakan yang benar jangan membenarkan yang biasa," kata dia.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Hal ini seperti disampaikan Proklamator dan Presiden pertama RI, Soekarno. Membangun suatu negara, membangun ekonomi, membangun teknik, membangun pertahanan, adalah pertama-tama dan pada tahap utamanya, membangun jiwa bangsa. Dalam hal ini, tentu keahlian perlu, tapi keahlian saja tanpa dilandaskan pada jiwa yang benar, tidak akan dapat mungkin mencapai tujuannya," kata Cornelis saat memimpin upacara peringatan hari Kebangkitan Nasional, di halaman Kantor Gubernur Kalbar di Pontianak, Jumat.
Pada peringatan Harkitnas yang mengambil tema Mengukit makna kebangkitan nasional dengan mewujudkan Indonesia yang bekerja nyata, mandiri dan berkarakter" tersebut diikuti jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Provinsi Kalbar, TNI/Polri, ormas, organisasi kepemudaan, mahasiswa, serta perwakilan siswa SMA se Kota Pontianak, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalbar Frederika, dan Wakil Ketua Tim Pengegrak PKK, Karyanti Sanjaya.
Saat membacakan sambutan tertulis Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, Cornelis mengingatkan bagi yang mengemudikan jalannya bahtera pemerintahan agar menyelenggarakan proses-proses secara lebih efisien, dengan memangkas segala proses yang pelayanannya berbelit-belit dan berkepanjangan tanpa alasan jelas.
"Membangun proses lebih transparan dengan memberikan layanan tepat waktu sesuai jangka waktu yang telah dijanjikan," katanya mengutip sambutan menteri.
Melalui sambutan tersebut, juga mengajak anak bangsa untuk memenangkan persaingan global menjadi bangsa yang kompetitif, sehingga perlu kerja nyata, kemandirian dan karakter yang menjadi kunci.
Sehingga bisa terwujud apa yang dicita-citakan Ir Soekarno dengan semangat Trisaktinya, berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
"Sekarang bukan saatnya mengembangkan wacana yang seremonial dan tidak produktif, tapi harus lebih berinisiatif, bukan hanya mempertahankan dan membenarkan cara-cara lama sebagaimana yang dipraktekkan selama ini. Kita harus membiasakan yang benar jangan membenarkan yang biasa," kata dia.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016