New York (Antara Kalbar/AFP/Xinhua) - Harga minyak dunia melonjak pada Senin (Selasa pagi WIB), mengacu ke patokan minyak mentah AS di West Texas Intermediate (WTI). Ini menyusul menurunnya tanda-tanda penyusutan surplus seperti yang ditangkap para pedagang.

    Kondisi ini berbalik setelah pada Jumat lalu harga jatuh menyusul laporan ketenakerjaan AS yang mengecewakan.

        "Arab Saudi menaikkan harga minyaknya, jadi saya pikir itu bagian dari hal tersebut," kata Kyle Cooper dari IAF Advisors. Dia juga menunjuk melemahnya dolar AS dan serangan terhadap infrastruktur minyak di Nigeria, produsen minyak terbesar Afrika.

       Minyak mentah WTI untuk pengiriman Juli melonjak 1,07 dolar AS menjadi berakhir di 49,69 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, penutupan tertinggi sejak Juli 2015.

        Di London, minyak mentah Brent North Sea, patokan Eropa, untuk pengiriman Agustus naik 91 sen menjadi menetap di 50,55 dolar AS per barel.

        Serentetan serangan militan baru-baru ini terhadap fasilitas minyak di Nigeria selatan telah mengurangi produksi negara tersebut menjadi 1,4 juta barel per hari, jauh di bawah 2,2 juta barel per hari yang telah direncanakan pemerintah.

        Sebagian besar serangan telah diklaim dilakukan oleh Delta Niger Avengers, yang menginginkan bagian lebih adil dari pendapatan sektor minyak bagi masyarakat setempat.

        "Meskipun pada akhir pekan Exxon mengumumkan telah mencabut 'force majeure' di Qua Iboe, aliran ekspor terbesar negara itu, kekhawatiran pasokan terus berlanjut di tengah ancaman sabotase lebih lanjut dari Niger Delta Avengers," kata Matt Smith dari ClipperData.

        Ali Majed Al Mansoori, ketua  Departemen Pembangunan Ekonomi Abu Dhabi, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan televisi Bloomberg bahwa surplus minyak dunia turun menjadi 1,2 juta dari 1,5 juta barel per hari dan telah menyusut lebih cepat dari yang diharapkan.

        Dengan pemulihan pasar di jalurnya, kisaran harga 55 dolar AS hingga 60 dolar AS per barel dimungkinkan pada tahun ini, kata Mansoori.

        Abu Dhabi mengontrol sebagian besar cadangan minyak di Uni Emirat Arab, anggota OPEC.

        Pedagang juga didorong oleh spekulasi bahwa Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga bulan ini, yang akan melemahkan dolar AS dan memperkuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar.

        Ketua Fed Janet Yellen mengatakan di Dewan Urusan Dunia Philadelphia pada Senin bahwa pasar tenaga kerja secara keseluruhan cukup positif, meskipun pelambatan baru-baru dalam penciptaan lapangan pekerjaan "dipantau secara ketatt".

        Dia mengatakan tambahan kenaikan suku bunga mungkin masih akan tepat, tetapi tidak memberikan jangka waktu tertentu untuk kenaikan berikutnya.


Pewarta:

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016